Pertamina NRE Manfaatkan Gas Suar Kilang Menjadi Listrik
Proyek untuk mendukung energi transisi menuju NZE.
![Pertamina NRE Manfaatkan Gas Suar Kilang Menjadi Listrik](/_next/image?url=https%3A%2F%2Fimage.fortuneidn.com%2Fpost%2F20250213%2Fwhatsapp-image-2025-02-12-at-212609-7b8580309183379b3c8eba91d7bc3c5b-5a8d593b8c5e9d8c0369ebff5ebbd952.jpeg%3Fwidth%3D990%26height%3D660%26format%3Davif&w=2048&q=75)
Fortune Recap
- Proyek ini mendukung transisi energi dan target Net Zero Emissions 2060 dengan memanfaatkan gas buang menjadi energi listrik.
- Teknologi flare gas to power akan mengolah gas buang melalui sistem pemurnian untuk digunakan sebagai energi listrik.
Jakarta, FORTUNE - Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) bersama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) resmi menjalin kerja sama dalam proyek flare gas to power. Kesepakatan ini ditandai dengan penandatanganan Head of Agreement (HOA) oleh CEO Pertamina NRE, John Anis, dan Direktur Utama KPI, Taufik Aditiyawarman, di Grha Pertamina, Jakarta (12/2).
Sementara itu, kegiatan project expose juga sudah dilaksanakan di Kilang Balongan, yang menjadi lokasi utama proyek ini.
CEO Pertamina NRE, John Anis, menyatakan proyek ini merupakan langkah strategis dalam mendukung transisi energi serta mewujudkan target net zero emissions (NZE) pada 2060. Teknologi flare gas to power akan memanfaatkan buangan gas suar yang banyak mengandung metana—yang dapat menimbulkan risiko besar bagi lingkungan—untuk dikonversi menjadi energi listrik.
“Inisiatif ini selaras dengan komitmen kami dalam mengoptimalkan sumber daya energi serta menurunkan Emisi Karbon secara signifikan,” kata John dalam keterangannya, dikutip Kamis (13/2).
Dari segi teknis, proyek ini bekerja dengan menangkap gas buang yang sebelumnya dibakar di udara, kemudian diolah melalui sistem pemurnian dan diarahkan ke turbin gas atau mesin pembangkit. Energi listrik yang dihasilkan akan digunakan untuk kebutuhan operasional kilang atau disalurkan ke jaringan listrik.
Dapat kurangi emisi karbon
Direktur Utama KPI, Taufik Aditiyawarman, mengatakan kerja sama ini berpotensi mengurangi emisi CO2 hingga 80.000 ton CO2Eq per tahun, menghemat konsumsi gas boiler lebih dari 2,5 MMSCFD (million standard cubic feet per day), serta menekan biaya bahan bakar lebih dari US$9 juta per tahun.
Dengan demikian, proyek ini tidak hanya berdampak positif terhadap lingkungan, tetapi juga meningkatkan efisiensi operasionalisasi kilang.
Sinergi antara KPI dan Pertamina NRE dalam proyek ini menjadi bukti konkret bahwa kolaborasi strategis di lingkungan Pertamina mampu menghadirkan solusi inovatif yang membawa manfaat bagi lingkungan dan ekonomi.
“Kami berharap kerja sama ini menjadi inspirasi bagi proyek energi lainnya di masa depan,” kata Taufik.
Pertamina sebagai perusahaan pemimpin pada bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target NZE 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs).
Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) pada seluruh lini bisnis dan operasinya.