Freeport Kantongi Izin Ekspor Konsentrat hingga Desember 2024
PTFI siap bayar bea keluar yang ditentukan pemerintah.
Fortune Recap
- PT Freeport Indonesia (PTFI) mendapat izin ekspor konsentrat tembaga dan anoda slime hingga Desember 2024 setelah selesai membangun smelter Manyar di Gresik.
- Pembangunan smelter baru diharapkan bisa memproduksi katoda tembaga dalam beberapa bulan mendatang, dan beroperasi penuh pada akhir 2024.
- FCX menargetkan produksi kuartal kedua 2024 dikirimkan pada periode mendatang, dengan penjualan tembaga lebih rendah 5 persen dari proyeksi April 2024.
Jakarta, FORTUNE - PT Freeport Indonesia (PTFI) akhirnya mengantongi izin ekspor konsentrat dari pemerintah. Mengutip keterangan resmi yang diunggah situs resmi Freeport-McMoran Inc. (FCX), persetujuan tersebut diberikan menyusul selesainya pembangunan smelter Manyar di kawasan Java Integrated Industrial and Ports Estat (JIPEE), Gresik, pada Juni 2024.
Freeport juga telah memulai operasi commissioning dan berharap fasilitas pemurnian baru tersebut bisa mulai memproduksi katoda tembaga dalam beberapa bulan mendatang, hingga beroperasi penuh pada akhir 2024.
"Pada 2 Juli 2024, PTFI menerima persetujuan dari pemerintah Indonesia untuk mengekspor konsentrat tembaga dan anoda slime hingga Desember 2024 ketika peningkatan penuh fasilitas pengolahan baru diharapkan tercapai. PT-FI akan terus membayar bea ekspor pada konsentrat tembaga selama periode peningkatan smelter sesuai dengan peraturan Indonesia," demikian bunyi keterangan tersebut, dikutip Kamis (4/7).
Sebagai informasi, sebelumnya izin ekspor konsentrat dan anoda slime PTFI telah berakhir pada 31 Mei 2024, sehingga perusahaan tidak dapat melakukan ekspor selama Juni 2024.
Lantaran ekspor tertunda, Freeport-McMoran menargetkan produksi kuartal kedua 2024 bisa dikirimkan pada periode mendatang. FCX juga memproyeksikan penjualan konsolidasi tembaga mereka pada kuartal kedua 2024 lebih rendah 5 persen dari proyeksi April 2024 yang sebesar 975 juta pon, sementara emas diprediksi turun 30 persen dari proyeksi 500 ribu ons emas.
Kemudian, beban operasi konsolidasi untuk kuartal kedua 2024, yang sebelumnya diperkirakan sebesar US$1,57 per pon tembaga, saat ini diperkirakan sekitar US$1,77 per pon untuk kuartal kedua. Ini terutama mencerminkan kredit produk sampingan yang lebih rendah akibat penundaan pengiriman. Adapun realisasi produksi tembaga rata-rata konsolidasi FCX untuk kuartal kedua diharapkan sekitar US$4,45 per pon.
FCX juga tengah meninjau ulang target penjualannya sehubungan dengan pembaruan perkiraan kuartalan rutin, namun tak mengubah prakiraan volume produksi tembaga tahunan 2024.
"Sebagai hasil dari perubahan urutan penambangan terutama untuk menangani kondisi basah di beberapa titik pengambilan Grasberg Block Cave, penjualan emas 2024 diharapkan sekitar 1,8 juta ons dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya mendekati 2,0 juta ons. Perubahan ini adalah masalah waktu dan tidak diharapkan mempengaruhi rencana jangka panjang," jelas FCX.