Fortune Indonesia 100: Seratus Perusahaan Terbesar Indonesia
Pertamina menduduki peringkat 1 dari Fortune Indonesia 100
Jakarta, FORTUNE - Dunia bisnis terus berputar dari waktu ke waktu. Ketika booming komoditas terjadi pada 2009 dan berakhir pada 2011, emiten dari sektor ini yang sebelumnya menjadi pujaan para investor menjadi terabaikan seiring merosotnya harga minyak, batu bara, minyak kelapa sawit, emas, nikel, dan lainnya.
Namun, dunia bisnis sangatlah dinamis. Pada 2021, harga komoditas batu bara terus melesat bahkan mencetak rekor pada 2022 dan menyentuh harga US$400-an per ton. Begitu pula harga nikel—salah satu komoditas yang tengah menjadi incaran banyak produsen otomotif. Indonesia boleh saja tersenyum karena merupakan produsen batu bara terbesar ketiga setelah Cina dan India serta pertama untuk nikel.
Bertepatan di usianya yang kedua, Fortune Indonesia kembali merilis daftar Fortune Indonesia 100 untuk ketiga kalinya. Ada beberapa fakta menarik seputar lis 100 perusahaan terbesar di Indonesia berdasarkan pendapatan kali ini. Beberapa di antaranya dominasi perusahaan energi dan batu bara—bahkan mereka secara bersama-sama mencatatkan kinerja tertinggi sepanjang masa; masuknya pendatang baru dari perusahaan yang bergerak di dunia teknologi—meski keduanya masih merugi; melambatnya industri asuransi; hingga konsistensi industri perbankan tanah air—yang tetap berhasil mencatatkan pertumbuhan kinerja secara gemilang.
Seiring dengan pulihnya perekonomian Indonesia yang diikuti dengan membaiknya kinerja para perusahaan yang ada di dalamnya; standar untuk masuk dalam Fortune Indonesia 100 kian meningkat dari masa ke masa. Jika pada 2021, sebuah perusahaan setidaknya harus membukukan pendapatan Rp8,41 triliun agar bisa masuk dalam daftar bergengsi ini. Dan, pada 2022, setidaknya mereka harus membukukan pendapatan minimal Rp10,51 triliun.
Total pendapatan dari 100 perusahaan terbesar di Indonesia ini pada 2022 mencapai Rp5.632,52 triliun—naik 28,55 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya. Artinya perusahaan yang masuk dalam lis Fortune Indonesia 100 kali ini berkontribusi terhadap 28,75 persen perekonomian Tanah Air—sebelumnya hanya 25,81 persen.
“Ada 18 BUMN yang masuk dalam daftar Fortune Indonesia 100 kali ini. Total pendapatan mereka mencapai Rp2.763,31 triliun, atau setara 49 persen dari total pendapatan Fortune Indonesia 100,” kata Hendra Soeprajitno, Editor-in-Chief Fortune Indonesia.
Dari lima peringkat teratas, setidaknya ada empat BUMN yang masuk dalam daftar ini. Mereka adalah Pertamina, PLN, Bank Rakyat Indonesia, dan Bank Mandiri—Astra International berada di urutan ketiga dan satu-satunya perusahaan swasta dalam urutan lima besar.
Layaknya dua tahun lalu, metodologi yang digunakan Fortune Indonesia sepenuhnya mengacu kepada standar Fortune 500 yang sudah berusia 69 tahun. Di sini, tim Fortune Indonesia mengkurasi laporan keuangan 2022 dari ratusan perusahaan terbuka dan tertutup. Seperti kita ketahui bahwa beberapa perusahaan memang tengah menghadapi beberapa problema, seperti tidak akuratnya laporan keuangan yang disajikan—bahkan mengarah ke manipulasi. Namun, selama belum ada keputusan tetap hingga batas waktu yang ditentukan— per 30 Juni 2023, Fortune Indonesia tidak bisa menyanggahnya.
“Metodologi yang bersifat pasti, terukur, dan telah digunakan hampir tujuh dekade menjadi alasannya,” ujar Hendra.
Berikut daftar Fortune Indonesia 100: