Dari Adaro hingga GoTo, Boy Thohir: Jangan Melihat Saya yang Sekarang
Pesan Boy Thohir: kerja keras, value, dan reputasi baik.
Jakarta, FORTUNE – Pengusaha nasional Garibaldi “Boy” Thohir merupakan salah satu sosok terpilih dalam Businessperson of The Year 2021 versi Fortune Indonesia. Ia memiliki segudang kisah perjalanan bisnis yang dapat menginsipirasi para pebisnis maupun entrepreneur di Indonesia.
Boy Thohir, dalam talkshow di FORTUNE Indonesia Summit 2022 di The Westin Jakarta, Rabu (18/5), membagikan sejumlah tips bisnis berdasarkan pengalamannya lebih dari 30 tahun.
Presiden Direktur PT Adaro Energy Indonesia Tbk ini memberikan penekanan bahwa tidak ada bisnis yang mudah. “Ya bukan kenapa-kenapa saya bilang seperti itu, karena kita harus berjuang dan jatuh bangun. Kalau kita ulet, kerja keras, punya value dan selalu menjaga nama baik, pasti akan bisa,” kata Boy.
Majalah Fortune Indonesia untuk pertama kalinya menggelar Fortune Indonesia Summit 2022. Acara ini menampilkan 31 pembicara dari multi-stakeholder serta pebisnis paling berpengaruh di Indonesia, dan diadakan selama dua hari, yaitu pada 18-19 Mei 2022.
Fortune Indonesia Summit 2022 akan mengangkat tiga tema besar yang dinilai dapat memberikan wawasan penting bagi ekosistem bisnis di Indonesia, yaitu impact, sustainability, dan growth.
Perjalanan bisnis
Boy Thohir mengawali karier bisnisnya dengan menjadi property developer, dengan melakukan pembebasan tanah awal 1990an. Ia bahkan bergurau dengan menyatakan bahwa profesinya kala itu cocok disebut sebagai RCTI, "Alias Rombongan Calo Tanah Indonesia."
Lalu, pada 1992, pria ini perdana terjun ke bisnis batu bara di Sawahlunto, Sumatera Barat. Ikhtiarnya menekuni bidang usaha ini tak mudah. Pasalnya, margin keuntungan komoditas hitam ini masih tipis jika dibandingkan komoditas lain seperti minyak. Pun begitu, saat terjadi krisis ekonomi 1998, usaha batu baranya sempat dijarah karena masalah kepemilikan tanah.
Boy Thohir pada 1997 mencoba peruntungan di sejumlah sektor, termasuk usaha otomotif dan mendirikan WOM Finance, perusahaan pembiayaan. Namun, usahanya tersebut terdampak oleh krisis ekonomi 1998. “Rupanya ujian itu menempa kota sehingga kita bisa lebih settle bisa lebih kuat lagi bisa lebih resilien lagi,” katanya.
Pun begitu, Boy Thohir tak membangun Adaro dari awal. Pada 2005, pria yang akrab disapa Boy Thohir ini membelinya dari perusahaan Australia, New Hope. Untuk menuntaskan transaksi senilai hampir US$1 miliar itu Boy disokong oleh berbagai pihak, dari Edwin Soeryadjaya, Benny Subianto, Robert Kwok, hingga Citi Group.
Kini, Adaro Energy tercatat menjadi salah satu perusahaan batu bara terbesar di Indonesia berdasarkan pendapatan. Dalam lis Fortune Indonesia 100, Adaro berada di peringkat 21. “Jadi dengan perjananan karier seperti itu, jangan melihat saya hanya dalam kondisi yang sekarang,” ujarnya.
Di luar Adaro, Boy punya usaha di berbagai bidang. Ia memiliki sejumlah saham di Merdeka Gold Copper, WOM Finance, hingga Nusantara Pelabuhan Handal. Di ranah digital, Boy juga menjadi Komisaris GoTo dan berinvestasi di startup aya hidup islami, Umma.
Terhangat, Boy Thohir resmi menjadi pengendali PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk. Ia juga baru saja membeli 10 persen saham perusahanan ekspedisi pengiriman Anteraja, sekaligus anak usaha dari PT Adi Sarana Armada Tbk.