BUSINESS

UMKM di antara Dampak Pandemi dan Ekonomi Hijau

UMKM memegang peran penting dalam perekonomian nasional.

UMKM di antara Dampak Pandemi dan Ekonomi HijauPerajin memproduksi kerajinan dari rotan di Sentra Rotan, Jakarta, Kamis (14/10/2021). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/aww.
15 October 2021

Jakarta, FORTUNE - Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terbukti mampu bertahan di tengah krisis. Meski terdampak oleh pengetatan pembatasan sosial, sebagian besar UMKM di Indonesia memilih untuk meneruskan kegiatan bisnisnya. Bahkan, kemungkinan, kelompok usaha ini bakal mengadopsi praktik bisnis berkelanjutan.

Temuan tersebut merupakan hasil kesimpulan survei yang dilakukan oleh United Nations Development Programme (UNDP), Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM), dan perusahaan telekomunikasi Indosat Ooredoo. Survei ini berlangsung pada Juli-Agustus dan melibatkan 3.000 UMKM.

Peran penting UMKM dalam perekonomian nasional direkam KemenkopUKM. Menurut data lembaga tersebut  per 2019, sekitar 60,5 persen output perekonomian atau produk domestik bruto (PDB) Indonesia disumbang oleh kelompok usaha ini. Jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam usaha ini juga besar, yakni 119,6 juta orang atau hampir 97 persen dari total angkatan kerja Indonesia.

Jumlah UMKM dalam negeri juga begitu banyak dengan mencapai 65,4 juta unit. Bandingkan dengan jumlah usaha besar atau korporasi yang hanya 5.637 unit. Dengan kondisi seperti itu, bisa dibilang UMKM ini merupakan tulang punggung perekonomian nasional.  

Seperti halnya korporasi, UMKM juga terdampak oleh pandemi. Survei UNDP, KemenkopUKM dan Indosat menemukan, pada saat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat, sejumlah UMKM menyebutkan mereka mengalami kerugian hingga 50 persen.

Meski begitu, UMKM mampu bertahan dengan tidak memikirkan rencana untuk menutup usahanya secara permanen. Menurut survei yang sama, 45,2 persen responden UMKM menyatakan mereka masih beroperasi secara normal di tengah PPKM Darurat. Sedangkan 30,9 persen sisanya masih beroperasi sebagian.

Namun sayang, dampak pandemi terhadap UMKM lebih berat terutama untuk pekerja perempuan. Menurut survei tersebut, hanya 19,7 persen UMKM perempuan yang melaporkan mencari bantuan dari program bantuan tunai pemerintah dibandingkan dengan 26,9 persen UMKM laki-laki.

Ekonomi hijau

ANTARA FOTO/Rahmad

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.