Dalam Sebulan, 17 Ribu Pegawai Startup di Dunia Terkena PHK
Selama 2022, lebih dari 38 ribu karyawan startup di-PHK.
Jakarta, FORTUNE - Gelombang PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) startup tak hanya melanda Indonesia, tapi juga dunia. Pada Mei 2022 saja, setidaknya ada hampir 17 ribu pegawai diberhentikan di berbagai negara.
Dibandingkan April 2022, hingga pertengahan kedua Mei 2022 terjadi lonjakan PHK 350 persen, menurut data situs Layoffs.fyi.
Sementara itu, sepanjang 2022 ada total 38.539 karyawan startup yang terkena PHK secara global. Di Indonesia sendiri, setidaknya sudah ada tujuh startup yang mengonfirmasi mengurangi karyawan, yakni LinkAja, Pahamify, JD.ID, Zenius, LINE Today, Mobile Premier League, dan Lummo.
Setelah itu, e-commerce milik SEA Group, Shopee, juga dilaporkan bakal menggelar PHK di lini bisnis ShopeePay dan ShopeeFood. Beberapa pasar tempatnya beroperasi disebut-sebut bakal terdampak, seperti Asia Tenggara, Argentina, Chili, Meksiko, serta tim penyokong pasar di Spanyol.
“Sangat sulit untuk kami membuat penyesuaian untuk meningkatkan efisiensi operasional kami dan memfokuskan sumber daya kami,” demikian bunyi bocoran memo internal CEO Shopee, Chris Feng, dilansir dari Straits Time.
Belum diketahui apakah pasar Indonesia turut terkena dampak PHK. Pihak Shopee Indonesia pun belum memberi keterangan terkait kabar tersebut.
Berbagai PHK startup di dunia
Di ranah global, bursa perdagangan kripto, Coinbase, pun mengurangi karyawan sebanyak 1.100 orang atau 18 persen. “Tampaknya kita memasuki resesi setelah ledakan ekonomi 10 tahun lebih,” kata CEO Coinbase, Brian Armstrong, dilansir dari CBS News.
Di tengah penurunan tren pasar kripto, saham Coinbase pun merosot 79,45 persen secara year-to-date (15/6). Kapitalisasi pasarnya kini mencapai US$11,45 miliar.
Tak hanya Coinbase, BlockFi yang bergerak di bidang serupa juga memecat 250 karyawan. Padahal, startup itu tumbuh hampir 6 kali lipat pada 2021.
Indeks Nasqaq Composite pun terus ‘terbakar’, bahkan sudah amblas 31,61 persen sepanjang 2022. Menurut Kepala Investasi Guggenheim Partners, Scott Miners, indeks teknologi diestimasikan terperosok 75 persen dalam beberapa tahun terakhir.