Pupuk Kaltim Targetkan Kenaikan EBITDA Hingga Rp10 Triliun
Hingga Q3 2021, EBITDA PKT hampir mencapai Rp6,4 triliun.
Jakarta, FORTUNE - Kinerja bisnis cemerlang hingga kuartal III mendorong PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) untuk menetapkan target EBITDA senilai Rp10 triliun dalam lima hingga enam tahun ke depan. Bahkan, ada peluang pencapaian itu dapat terwujud lebih cepat dari rencana.
“Sampai Q3 saja, EBITDA kita sudah hampir Rp6,4 triliun. Jadi kita sudah mengarah ke (EBITDA) RP10 triliun, mudah-mudahan tidak perlu sampai 2026 (untuk merealisasikannya),” ujar Direktur Utama PKT, Rahmad Pribadi. “Mudah-mudahan bisa lebih cepat,” lanjutnya, ketika menghadiri konferensi pers virtual pada Selasa (12/10).
Pada 2020, PKT sukses melaporkan kenaikan pendapatan senilai 8,5 persen di tengah hantaman gelombang pandemi yang memperlambat banyak bisnis. Faktor pendorong pertumbuhan itu di antaranya dinamika pasar ekspor, industri pertanian yang kembali bergeliat, hingga langkah strategis yang adaptif dan kompetitif dari perusahaan.
1. Kinerja PKT pada Q3 2021
Pada triwulan III (Q3) 2021, laba bersih anak usaha PT Pupuk Indonesia (Persero) itu Rp4,19 triliun; 288 persen dari Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) perseroan pada periode tersebut.
Dari segi produksi, PKT telah menghasilkan 5,15 juta ton pupuk atau 106 persen dari RKAP Q3 2021. Secara terperinci, produksi pupuk urea mencapai 2,72 juta—melampaui target 2,54 juta. Amoniak pun melebih target (2,09 juta), menjadi 2,26 juta. Namun, produksi pupuk NPK baru terealisasi 154 ribu dari target 0,21 juta.
Dari 5,15 juta ton pupuk yang diproduksi, 2,49 juta ton (104 persen) di antaranya telah terjual hingga Q3 2021. Secara terperinci, 2,65 juta penjualan berkat pupuk urea, 664 ribu pupuk amoniak, dan 178 ribu NPK. Yang melampaui target baru urea dan amoniak, sedangkan penjualan NPK sesuai target mestinya 196 ribu.
2. Strategi Pertumbuhan PKT yang Baru
Sebagai langkah strategis di tengah peluang pertumbuhan industri, PKT menyiapkan berbagai langkah strategis. “Di antaranya peningkatan kapasitas pabrik dan produksi, peningkatan kinerja ekspor, berbagai ekspansi dalam hal diversifikasi usaha, penetrasi pasar domestik dan global, hingga pengembangan portofolio bisnis melalui aksi korporasi yang strategis,” kata Rahmad.
Dengan strategi itu, perusahaan berniat mencapai tiga tujuan, yakni (1) memperkokoh dominasi pada industri petrokimia berbasis gas alam, (2) mengembangkan industri kimia berbasis sumber daya terbarukan, (3) memperkuat posisi di sektor agrikultur. Taktik itu juga yang akan PKT gunakan untuk mewujudkan kenaikan EBITDA dari Rp4 triliun menjadi Rp10 triliun pada 2026 atau 2027.
3. Diversifikasi Produk PKT
Guna merambah segmen pasar baru, baik domestik maupun global, PKT akan memperluas portofolio ke produk turunan gas nirpupuk dan produk oleokimia. Bahkan, PKT mengaku menyiapkan sekitar US$2 triliun guna mendukung inovasi, ekspansi, dan diversifikasi usahanya selama lima tahun ke depan.
Direktur Operasi dan Produksi Pupuk Kaltim, Hanggara Patrianta, mengatakan, “produk oleokimia dan turunannya juga menjadi fokus kajian PKT untuk mendorong pertumbuhan PKT jangka panjang dan mengurangi ketergantungan pada gas.”