Siapa CATL, Perusahaan Cina yang Digandeng Antam di Proyek Baterai ?
CATL, Antam dan IBI garap proyek baterai listrik Rp85,77 T.
Jakarta, FORTUNE - Raksasa baterai listrik asal Cina, Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL) bekerja sama dengan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam dan PT Industri Baterai Indonesia (IBI) menggarap mega proyek senilai US$5,97 miliar atau setara Rp85,77 triliun.
Berdasarkan keterangan resmi CATL, kerja sama itu merupakan integrasi baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) Indonesia di Kawasan Industri FHT Halmahera Timur, Provinsi Maluku Utara dan beberapa lokasi lain. Proyek terdiri dari penambangan-pengolahan nikel, bahan baku baterai EV, manufaktur baterai EV, hingga kegiatan daur ulang.
Dengan proyek itu, CATL akan mengamankan pasokan bahan baku dan sumber daya hulu sehingga bisa menekan biaya produksi, serta mendorong pengembangan bisnis daur ulang baterai.
“Proyek di Indonesia itu merupakan tonggak penting bagi CATL karena kami ingin memperluas jejak global,” kata Pendiri dan Ketua CATL, Robin Zeng. “Kami sepenuhnya yakin dengan pengembangan proyek di masa depan.”
Profil CATL, sang produsen baterai EV raksasa Cina
CATL adalah perusahaan energi global yang bergerak di bidang inovasi EBT (energi terbarukan), dengan spesialisasi di pengembangan baterai li-ion, kendaraan listrik dan hybrid, sistem pemasok energi, pemasok tingkat satu, energi hijau, dan automotif.
Solusi yang mereka tawarkan terdiri dari Passenger Vehicles, Commercial Application, Energy Storage System, dan Battery Recycling.
Perusahaan yang bermarkas di Ningde Production Base, Kota Ningde ini memiliki skala operasi yang tidak main-main. Dalam lima tahun berturut-turut, CATL menduduki peringkat 1 dunia dalam volume konsumsi baterai EV.
Bukan hanya bergerak di Tiongkok, CATL juga berkontribusi pada pembangkit listrik pemasok energi baterai berjaringan terbesar di Eropa. Bahkan, perusahaan menggarap proyek penyimpanan energi pendingin cari 220MWh di Texas, Amerika Serikat (AS).
Pada 2022 ini, fasilitas produksinya di Yibin baru saja memperoleh sertifikasi sebagai pabrik pertama yang nol emisi karbon. Perusahaan juga baru meluncurkan solusi pertukaran baterai EVOGO untuk baterai modular.
Maka tidak heran jika Indonesia memandang kesepakatan dengan CATL sebagai langkah penting untuk membangun ekosistem EV dalam negeri.
“Saya yakin dengan upaya bersama dari semua pihak, proyek ini akan berhasil dilaksanakan,” kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.