Profil dan Rekam Jejak Bos Hypermart, Adrian Suherman
Adrian Suherman kini rangkap jabatan sebagai Presdir dan CEO
Jakarta, FORTUNE - PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), pengelola jaringan Hypermart, baru menunjuk Chief Executive Officer (CEO) baru, Adrian Suherman untuk menggantikan Wim Maris. Siapa sosok Adrian, dan bagaimana rekam jejaknya?
Adrian bukan orang baru di MPPA. Justru, ia sudah menjabat sebagai Presiden Direktur MPPA sesuai RUPSLB per 22 Desember 2022. Kariernya bahkan sudah berjalan selama 28 tahun.
Pada 1995, ia bekerja di perusahaan perangkat lunak global, termasuk Sun Microsystem dan Oracle Group di Amerika Serikat. Setelah itu, ia pulang kampung ke Indonesia, menduduki posisi Manajer di A.T. Kearney (2007-2010). Kemudian, pindah ke Living Social (2010-2012) sebagai Managing Director.
Adrian pun pernah menduduki posisi Vice President di PT Telkomsel (2012-2014). Lalu berlanjut di aCommerce sebagai CEO (2014-2015). Setelahnya, jebolan Stanford University itu juga sempat menjadi CEO PT Visionet Internasional (OVO) (2016-2019).
Selain itu, ia juga berperan sebagai Presiden Komisaris di PT Ciptadana Capital sejak 2016; Presiden Komisaris PT Multipolar Technology Tbk sejak 2019, Presiden Direktur PT Multipolar Tbk sejak 2019, dan Komisaris PT Matahari Department Store sejak 2020.
Perkuat strategi ritel omnichannel
Keputusan MPPA menunjuk Adrian sebagai CEO bertujuan memperkuat strategi ritel omnichannel perseroan ke depan, mengingat pengalamannya di bidang teknologi sekaligus ritel.
Ia akan berdampingan dengan Jerry Goei selaku Deputy CEO. Jerry mempunyai pengalaman operasional di ragam industri. Itu tercermin dalam pengalamannya yang pernah menjadi Managing Director & Head Operation Northstar Group, salah satu private equity ternama di Indonesia. Ia pun pernah menjabat sebagai Country Director AkzoNobel Group di Indonesia, serta merangkap menjadi Presiden Direktur dan CEO PT ICI Paints Indonesia (Dulux), salah satu anak usaha AkzoNobel.
“Dibekali dengan pengalaman yang luas, kami yakin sinergi Adrian dan Jerry akan mampu membawa MPPA tidak hanya beradaptasi untuk penjualan offline, tetapi juga siap dalam mendukung ekonomi digital melalui saluran penjualan digital,” kata Presiden Komisaris MPPA, Fendi Santoso dalam keterangannya, dikutip Kamis (31/8).
Adapun, berubahnya gaya hidup masyarakat dalam berbelanja membuat para peritel tak bisa hanya mengandalkan satu saluran penjualan. Pandemi telah menjadi katalisator yang membuat masyarakat kian akrab dengan saluran penjualan daring. Dus, MPPA sebagai jaringan ritel supermarket mengaku harus punya strategi cukup luas untuk melihat tiap potensi saluran penjualan sesuai kebutuhan masyarakat.
Adrian mengatakan, transaksi secara daring di berbagai sektor industri di Indonesia naik secara tahunan, dengan nilai mencapai ratusan triliun. Kontribusi terbesar, di antaranya berasal dari: kebutuhan rumah tangga serta layanan grocery daring.
“Melihat peluang ini, saya berharap tidak hanya dapat mendorong pertumbuhan dari sisi penjualan gerai offline saja, namun juga dapat membesarkan aplikasi online kami serta penjualan online melalui partner layanan digital yang sudah bekerjasama dengan MPPA,” kata Adrian.