Bank Dunia Tingkatkan Kredit ke Negara Berkembang Hingga US$30 Miliar

Negara berkembang diprediksi butuh dana besar.

Bank Dunia Tingkatkan Kredit ke Negara Berkembang Hingga US$30 Miliar
Ilustrasi Bank Dunia/Shutterstock Bumble Dee
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Presiden Bank Dunia, Ajay Banga, mengumumkan penurunan rasio ekuitas terhadap pinjaman sebesar 1 poin persentase menjadi 18 persen.
  • Perubahan ini bertujuan membantu negara-negara berkembang dalam menghadapi perubahan iklim dan tantangan global lainnya.

Jakarta, FORTUNE - Bank Dunia telah bersepakat meningkatkan kapasitas pinjaman senilai US$30 miliar dalam satu dekade ke depan. Hal tersebut ditujukan membantu negara-Negara Berkembang dalam menghadapi perubahan iklim dan tantangan-tantangan global lainnya.

Laman Reuters melansir, Rabu (16/10), Presiden Bank Dunia, Ajay Banga, mengatakan bahwa pihaknya—melalui unit International Bank for Reconstruction and Development (IBRD)—akan menurunkan rasio ekuitas terhadap pinjaman sebesar 1 poin persentase menjadi 18 persen.

“Hal ini [berarti] membebaskan kapasitas dalam neraca kami untuk meminjamkan lebih banyak,” kata Banga dalam wawancara Reuters NEXT Newsmaker.

Sejalan dengan penurunan tersebut, Bank Dunia juga akan mengimplementasikan reformasi yang diuraikan dalam laporan independen yang dipersiapkan untuk negara anggota G20 dan diminta oleh para pemegang saham, termasuk Amerika Serikat (AS).

Perubahan ini terjadi di tengah meningkatnya tantangan global, seperti perang di Ukraina, meningkatnya konflik di Timur Tengah, memburuknya bencana iklim, dan besarnya tingkat utang pemerintah.

Prediksi Bank Dunia terhadap konstelasi global

Banga mengatakan salah satu krisis terbesar yang mengancam adalah perkiraan kesenjangan hampir 800 juta pekerjaan untuk 1,2 miliar orang yang akan mencapai usia kerja dalam 10 tahun ke depan.

Beberapa ahli memperkirakan negara berkembang dan pasar berkembang akan membutuhkan pendanaan setidaknya US$3 triliun per tahun demi mengatasi pandemi pada masa depan, perubahan iklim, dan tantangan lainnya.

IBRD terakhir kali mengubah rasio ekuitas terhadap pinjamannya pada 2023, dengan menurunkannya dari 20 persen menjadi 19 persen.

Bank tersebut mengatakan pihaknya mampu mengurangi rasio itu sambil menjaga peringkat Kredit AAA dengan memperkuat sistem pemantauan peringkat kredit dan menambahkan rencana alternatif jika terjadi hal tidak diduga.

Dewan tersebut juga menyetujui perubahan dalam struktur biayanya untuk memudahkan negara peminjam beroleh pinjaman, dan kemudian membuatnya lebih murah untuk dilunasi, termasuk potongan harga bagi pinjaman berjangka pendek, pinjaman tujuh tahun, dan perluasan harga terendah IBRD ke negara-negara kecil yang lebih rentan.



 

Magazine

SEE MORE>
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024

IDN Channels

Most Popular

Realisasi Investasi Mencapai 76,4 Persen dari Target Rp1.600 Triliun
Ini Penyebab Ekspor Indonesia Mengalami Penurunan
DBS Indonesia Gandeng Moduit Incar Transaksi Rp 500 Miliar
Emiten Migas Bakrie Resmi Kuasai Blok Gas Sengkang
Daftar Saham Afiliasi Para Calon Menteri dalam Pemerintahan Prabowo
Karyawan Swasta Bisa Dapat Dana Pensiun? Ini Penjelasannya