Strategi Menerapkan Frugal Living untuk Kesehatan Finansial
Frugal Living membantu mencapai tujuan finansial.
Jakarta, FORTUNE - Gaya hidup frugal living sering didengar ketika pandemi Covid-19 berlangsung. Frugal living juga bisa sebuah solusi di tengah situasi ketidakpastian global, seperti konflik Rusia-Ukraina, krisis energi, krisis pangan, inflasi hingga resesi global.Namun, tahukah Anda apa itu frugal living?
Kala pandemi melanda, banyak orang mengalami kehilangan pekerjaan atau pengurangan gaji. Oleh karena itu, konsep frugal living adalah hidup hemat dapat diterapkan sebagai cara untuk menghemat pengeluaran sehari-hari.
Ada berbagai cara menerapkan hidup hemat. Misalnya dengan berburu diskon, membeli barang bekas, atau menghindari makan di restoran. Akan tetapi, frugal living sebenarnya lebih kompleks daripada sekadar mengirit uang.
Mengutip laman djkn.kemenkeu.go.id, frugal living secara sederhana sering dimaknai sebagai gaya hidup hemat atau irit terhadap pengeluaran agar dapat menabung lebih banyak.
Dengan kata lain, frugal living adalah bagaimana seseorang mengalokasikan dana yang dimiliki dengan kesadaran penuh (mindfull). Tentunya dengan pertimbangan dan analisis yang baik disertai dengan strategi pencapaian tujuan keuangan masa depan yang jelas. Bagaimana menerapkannya?
1. Pastikan memiliki tujuan finansial
Gaya hidup frugal living adalah mengedepankan tujuan keuangan tentunya sesuatu yang dibutuhkan, yang dapat meningkatkan kualitas kehidupan. Salah satu upayanya dengan financial goals yang jelas dan masuk akal. Dengan demikian, akan membantu Anda agar dapat mencapainya dan upaya yang dilakukan tidak sia-sia.
Ada berbagai macam tujuan keuangan. Misalnya, mengumpulkan dana pernikahan, membeli rumah, tabungan pendidikan anak, merencanakan pensiun dini, dan mengamankan dana darurat yang cukup, atau memiliki dana pensiun yang cukup.
2. Analisis kebutuhan dan keinginan
Konsep hidup frugal living adalah mengedepankan analisis sebelum membelanjakan uang Anda. Pertimbangkan antara kebutuhan dan keinginan.
Hasil analisis terhadap perilaku konsumsi dapat menunjukkan kecenderungan pengeluaran untuk memenuhi gaya hidup jauh lebih besar daripada pengeluaran membeli barang-barang yang benar dibutuhkan.
Dapat disimpulkan bahwa uang yang dikeluarkan seharusnya digunakan untuk membeli barang benar-benar diperlukan.
3. Hindari utang konsumtif
Bisa dibayangkan bagaimana kacaunya kondisi keuangan apabila Anda membeli barang konsumtif, tetapi secara kredit. Kebiasaan buruk ini harus dihentikan.
Cara mudah untuk menghemat uang, yaitu dengan menghentikan membeli barang konsumtif. Utamakan membayar utang dan jangan menundanya agar Anda mendapat tingkat bunga yang lebih rendah.
4. Tidak terpengaruh tren
Konsep frugal living dapat diterapkan bila Anda mengabaikan tren terbaru. Anda tidak perlu terus menerus mengikuti perkembangan fesyen, gadget, mobil, atau benda-benda lain yang sedang tren.
Tren adalah strategi marketing untuk meningkatkan permintaan konsumen. Menghindari siklus konsumerisme dan tidak melakukan impulsif buying adalah perilaku yang harus dijaga dalam frugal living. Tidak perlu merasa tertinggal apabila tidak mengikuti tren terbaru.
5. Memiliki visi hidup jangka panjang
Perlu diingat bahwa Anda tidak hidup hanya untuk hari ini, masih ada hari esok. Frugal living dapat membantu mewujudkan visi jangka panjang, baik untuk Anda maupun kepentingan orang di sekitar.
Selain itu, frugal living memberikan sebuah cara pandang baru dalam mengelola keuangan. Anda juga perlu memikirkan urusan prioritas misalnya masa depan keluarga, anak-anak, ketika sakit, investasi, dan sebagainya.
Demikian penjelasan mengenai konsep frugal living. Dengan menerapkan frugal living ini, Anda akan lebih fokus pada prioritas keuangan yang penting dan sadar akan pengeluaran dan membantu kesehatan finansial.