Kendaraan Paling Laris di Tahun Bebas Pajak, Apa Saja?
Toyota mendominasi mobil laris pada 2021.
Jakarta, FORTUNE – Pemerintah Indonesia kembali meniupkan angin segar bagi industri otomotif dengan melanjutkan insentif pajak penjualan barang mewah (PPnBM). Kali ini, stimulus tersebut berlaku untuk kendaraan hemat (low-cost green car/LCGC) dan tipe 4x2.
Dalam keterangan kepada media, Selasa (9/2), Kementerian Keuangan mengumumkan digulirkannya PMK Nomor 5/PMK.010/2022 tentang Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas Penyerahan Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah berupa Kendaraan Bermotor Tertentu yang Ditanggung Pemerintah Tahun Anggaran 2022.
Dalam beleid itu, pemberian stimulus ditujukan bagi mobil murah dengan harga maksimal Rp200 juta. Stimulus sama berlaku untuk kendaraan dengan kapasitas mesin maksimal 1.500cc dengan kisaran harga Rp200 juta-Rp250 juta. Segmen mobil ini termasuk dalam kategori 4x2.
“Perpanjangan insentif PPnBM ini masih berada dalam koridor keberlanjutan program penanganan pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional 2022,” kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Febrio Kacaribu. Sebagai catatan, insentif PPnBM ini berlaku untuk kali pertama tahun lalu.
Kinerja LCGC dan 4x2 mendominasi
Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan LCGC pada 2021 mencapai 146.520 unit, atau tumbuh 40,0 persen dari 104.650 pada tahun sebelumnya. Pada 2019 atau sebelum pandemi COVID-19, penjualan mobil segmen ini 217.454 unit.
Data sama menunjukkan pada 2017-2021, rata-rata penjualan LCGC per tahun minus 4,8 persen. Penjualan LCGC pada 2017 sempat mencapai 234.554 unit.
Seiring dengan itu, pangsa pasar LCGC juga terus menyusut. Memang, pada 2017, segmen mobil murah ini sempat menyumbang 21,8 persen total penjualan mobil nasional. Namun, sejak saat itu grafiknya relatif turun. Bahkan, di tengah penerapan insentif PPnBM perdana pada 2021, market share LCGC ini hanya 16,5 persen.
Menurut Gaikindo, penjualan sementara 4x2 bermesin maksimal 1.500cc pada 2021 tumbuh 85,7 persen menjadi 395.825 unit. Dalam lima tahun terakhir, rata-rata penjualan kendaraan tipe ini mencapai 7,7 persen. Penjualan tertinggi pada 2018, yang sempat menembus hampir 495 ribu unit.
Jika dibandingkan dengan LCGC, segmen penjualan 4x2 memiliki pangsa pasar relatif stabil. Sebelum pandemi, pangsa 4x2 rata-rata 42,8 persen. Lalu, pada 2020 sekitar 40,1 persen, dan tahun lalu kembali meningkat menjadi 44,6 persen.
Data tersebut menyiratkan segmen LCGC dan 4x2 mendominasi penjualan mobil nasional. Perpanjangan insentif tampaknya diberikan kepada segmen mobil yang kinerjanya stabil, kecuali untuk LCGC yang penjualannya minus.
Mobil terlaris: Avanza, Rush, Xpander, Sigra
Data Gaikindo turut memerinci jenama mobil murah maupun 4x2 yang penjualannya laris pada tahun pertama penerapan insentif PPnBM. Berikut tiga besar LCGC terlaris pada 2021.
- Daihatsu Sigra (40.283 unit)
- Toyota Calya (35.375 unit)
- Honda Brio Satya (29.976 unit)
Sedangkan, untuk mobil 4x2 yang laku keras tahun lalu adalah sebagai berikut.
- Toyota Avanza (66.109 unit)
- Toyota Rush (52.552 unit)
- Mistsubishi Xpander (50.390 unit)
Ketiga merek mobil tersebut sanggup menyumbang 42,7 persen dari total penjualan 4x2. Dominasi ketiganya terlihat signifikan. Ambil misal Daihatsu Terios, yang ada di peringkat empat, penjualannya pada periode sama hanya 18.996 unit. Lalu, Daihatsu Xenia 15.555 unit dan Honda Brio RS 15.019 unit.
Demi menyokong pemulihan
Febrio kacaribu menekankan peran penting insentif fiskal dalam menstimulus pemulihan termasuk insentif bebas pajak mobil. Tingkat pertumbuhan perdagangan kendaraan bermotor mampu bangkit dari kontraksi 14,1 persen pada 2020 menjadi tumbuh 12,1 persen di 2021. Begitu juga dari sisi produksi. Industri alat angkutan melonjak dari koreksi 9,9 persen, dan meningkat 17,8 persen pada 2021.
“Kebijakan insentif PPnBM DTP penjualan mobil telah berhasil mendorong pemulihan sisi permintaan yang diikuti dengan peningkatan sisi supply,” ujarnya.
Insentif sama juga telah banyak dimanfaatkan oleh kelas menengah di tengah pandemi, katanya. Dengan berlanjutnya stimulus, kinerja sektor otomotif yang strategis bagi perekonomian diharapkan terus menguat, dan tingkat penjualan maupun produksi akan kembali ke level sebelum pandemi.
Berdasarkan data Gaikindo, penjualan mobil secara wholesale (dari pabrik ke diler) pada 2021 mencapai 887.202 unit, atau tumbuh 66,8 persen dari 532.027 unit pada 2020.
Meski positif, penjualan mobil sepanjang 2021 belum menyamai posisi ketika COVID-19 belum mewabah di Indonesia. Pada 2019, penjualan mencapai 1,03 juta unit. Tahun ini, Gaikindo sempat memperkirakan penjualan mobil mencapai 900 ribu unit.