BNI Resmi Akusisi Bank Mayora, Ini Dampaknya ke Kinerja
Proses akusisi bakal ciptakan efisiensi penyaluran kredit.
Jakarta, FORTUNE - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) resmi menyelesaikan pengambilalihan atau akuisisi 63,92 persen saham yang ditempatkan PT Bank Mayora pada Rabu (18/5). Hal tersebut tertuang pada keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui Surat Nomor KMP/7/2158 tertanggal 19 Mei 2022.
"Dengan dilaksanakannya pengambilalihan Bank Mayora, Perseroan memegang 1.198 229 838 saham Bank Mayora," ungkap Corporate Secretary BNI Mucharom dalam keterbukaan informasi BEI, Kamis (19/5).
Dalam surat keterbukaan tersebut Mucharom juga menyatakan, proses akuisisi tersebut akan berdampak positif terhadap kinerja perusahaan ke depan. Sebab, akuisisi ini dilakukan dalam rangka mendukung transformasi perusahaan menjadi bank digital yang terintegrasi.
Bakal ciptakan efisiensi penyaluran kredit
Sebelumnya, dalam konfrensi pers paparan kinerja BNI di Jakarta (26/4), Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyebut aksi akusisi ini akan menciptakan proses efisiensi dalam hal penyaluran kredit khususnya ke UMKM.
"Kami ingin memiliki bank digital yang teknologi tinggi sehingga cost bisa relatif rendah, suku bunga juga relatif bisa kita tekan. Ini akan menjangkau banyak target market yang belum kami tap selama ini," kata Royke.
Royke juga menyatakan, bank digital besutan BNI yang berpartner dengan Sea Limited ini akan mengarah ke UMKM dengan ekosistem yang dimiliki Bank Mayora sebelumnya.
Kredit BNI masih tumbuh 5,8%
Sebagai informasi saja, penyaluran kredit yang disalurkan BNI sepanjang kuartal pertama 2022 juga mampu tumbuh 5,8 persen yoy menjadi Rp591,68 triliun.
Royke menambahkan, kredit di segmen business banking masih menjadi motor akselerasi bisnis kredit BNI. Pertumbuhan ini terutama pembiayaan ke segmen korporasi swasta yang tumbuh 9,9 persen (yoy) menjadi Rp193,2 triliun.
Sementara itu, segmen large commercial juga tumbuh 24,5 persen yoy menjadi Rp46,1 triliun. Dan segmen UMKM juga tumbuh 11,8 persen yoy dengan nilai kredit Rp98 triliun.
Secara keseluruhan, kredit di sektor business banking ini tumbuh 4,8 persen (yoy) menjadi Rp489,3 triliun.