Masyarakat Semakin Digital, akankah “Sunset” Bisnis ATM Terjadi?
Trasaksi digital tinggi, transaksi tunai masih digemari.
Jakarta, FORTUNE - Masifnya perkembangan digitalisasi perbankan telah membuat perubahan pada cara masyarakat untuk bertransaksi keuangan.
Bank Indonesia (BI) bahkan mencatat, nilai transaksi digital banking pada April 2022 meningkat 71,4 persen (yoy) menjadi Rp5.338,4 triliun. Sementara itu, nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit hanya mengalami pertumbuhan 12,5 persen (yoy) menjadi Rp764,5 triliun.
Lantas dengan tingginya transaksi digital banking, akankah bisnis Anjungan Tunai Mandiri (ATM) perbankan akan meredup dan mengalami "Sunset"?.
Transaksi mobile banking Bank Mandiri saingi transaksi ATM
Menanggapi hal terebut, SVP Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri Thomas Wahyudi membenarkan bahwa telah terjadi shifting behavior terhadap nasabah khususnya Bank Mandiri yang mulai beralih menggunakan aplikasi mobile banking Livin' by Mandiri.
Tercatat hingga Mei 2022, aplikasi Livin' telah melayani 700 juta transaksi dengan nilai mencapai Rp880 triliun. Realisasi tersebut jauh lebih tinggi bila dibandingkan transaksi ATM yang membukukan 429 juta transaksi atau senilai Rp333 triliun pada periode yang sama.
Thomas menambahkan, peralihan ini secara lambat laun akan membuat penggunaan ATM berkurang ke depannya. Hal ini sejalan dengan gaya hidup masyarakat yang mulai cashless sehingga penggunaan uang tunai akan berkurang.
"ATM juga akan menjadi salah satu hal yang akan sunset karena saat ini orang hidup serba cashless. Inilah shifting behavior yang saya maksud," kata Thomas saat diskusi Media Gathering Bank Mandiri di Labuan Bajo, Kamis, (16/6).
Transaksi ATM Maybank Indonesia masih lebih besar dari mobile banking
Dihubungi secara terpisah, Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria sependapat bahwa bisnis ATM perlahan-lahan akan mengalami sunset. Namun demikian, tak dipungkiri transaksi tunai masih akan dibutuhkan untuk saat ini.
"Bisnis ATM pelan-pelan akan sunset seiring dengan semakin cashless-nya transaksi masyarakat. Penggunaan uang elektronik atau dompet digital juga mulai menggantikan peran ATM," kaya Taswin saat dihubungi Fortune Indonesia, Jumat (17/6).
Taswin menambahkan, di luar transaksi pengambilan atau penyetoran uang tunai, semua fitur di atm sudah bisa dilakukan via aplikasi digital perbankan. Namun demikian, dirinya menjelaskan, volume transaksi ATM di Maybank Indonesia saat ini masih lebih besar dibandingkan dengan mobile banking.
"Ini lebih karena masih banyak nasabah yang memakai cash dalam transaksinya. Di luar pengambilan cash, transaksi lebih banyak dilakukan via mobile banking Maybank2U kami," tambah Taswin.
Trasaksi digital tinggi, namun tunai masih digemari masyarakat
Sementara itu, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) Jahja Setiaatmadja menyebut di tengah tingginya digitalisasi, transaksi tunai masih digemari masyarakat. Sehingga, bisnis ATM masih belum redup untuk saat ini.
"Selama uang tunai masih disukai masyarakat, maka ATM masih dibutuhkan," kata Jahja kepada Fortune Indonesia, Jumat (17/6).
Namun demikian, tak dapat dipungkiri transaksi digital di BCA terus meningkat. Hal ini terlihat dari volume transaksi Internet banking BCA tumbuh 32 persen (yoy) menjadi 1,2 miliar transaksi di kuartal I 2022. Dan untuk nilai transaksi mencapai Rp4.122 triliun
Sementara itu, volume transaksi mobile banking BCA juga melonjak 56 persen (yoy) menjadi 3,2 miliar di kuartal I 2022. Dan untuk nilai transaksi mobile banking BCA mencapai Rp1.235 triliun pada kuartal I 2022.
Dirinyapun menegaskan bahwa BCA mobile kini menjadi opsi paling diandalkan bagi nasabah dan telah menjadi fitur digital banking dengan peningkatan transaksi yang signifikan.