FINANCE

Modal Inti Allo Bank Bakal Meningkat Rp6 Triliun usai Rights Issue

Mega Korpora jadi pemegang saham mayoritas Allo Bank.

Modal Inti Allo Bank Bakal Meningkat Rp6 Triliun usai Rights IssueShutterStock/Chan2545
11 January 2022

Jakarta, FORTUNE – PT Allo Bank Indonesia Tbk atau Allo Bank akan mencatatkan peningkatan modal inti di atas Rp 6 triliun usai melakukan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.

Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi saat membuka perdagangan BEI di Jakarta. Menurutnya, perkembangan bank digital yang sangat pesat membuat kemajuan tersendiri bagi industri perbankan.

“Modal inti Bank Allo akan meningkat menjadi lebih dari RP 6 triliun dan membuat Bank Allo menjadi salah satu bank digital yang kuat permodalannya,” kata Inarno melalui konferensi video di Jakarta, Selasa (11/1).

Perkembangan digital ubah kebiasaan transaksi

Inarno menambahkan pandemi Covid-19 telah merubah kebiasaan masyarakat khususnya dalam bertransaksi keuangan. Dalam kesehariannya, masyarakat lebih gemar untuk melakukan pembayaran menggunakan uang elektronik seperti Gopay, Dana, hingga OVO. Dan kebiasaan tersebut lanjut Inarno bakal meningkatkan invoasi dari industri perbankan.

“Indonesia memiliki pasar yang besar dan pasar potensial termasuk perbankan digital. Apalagi kondisi pandemi hampir semua kondisi di semua tempat melakukan transaksi digital,” ungkap Inarno.

Sebagai informasi saja, Bank Indonesia (BI) pun mencatat, hingga akhir November 2021 nilai transaksi digital banking meningkat 47,08 persen (yoy) menjadi Rp3.877,3 triliun. Nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit juga mengalami pertumbuhan 8,39 persen (yoy) menjadi Rp674,9 triliun.

Mega Korpora jadi pemegang saham mayoritas Allo Bank

Kini, Mayoritas saham Allo Bank dikuasai oleh PT Mega Corpora, perusahaan milik taipan Chairul Tanjung. Bank berkode BBHI itu akan menerbitkan 10,05 miliar saham biasa dengan nominal Rp100 per unit serta harga pelaksanaan Rp478 per unit. Dengan begitu, dana segar yang berpotensi diraupnya mencapai Rp4,8 triliun.

Dalam prospektus BBHI, Mega Corpora hanya akan melaksanakan sebagian dari rights issue yang menjadi haknya, yaitu sekitar 2,71 miliar saham atau setara 30 persen dari seluruh HMETD senilai Rp1,29 triliun. Sedangkan sisa hak HMETD yang tidak diambil oleh Mega Corpora dialihkan kepada sejumlah investor lainnya.

Investor lain di luar Bukalapak adalah PT Indolife Investama Perkasa (anak usaha Salim Group) 1,30 miliar saham, Abadi Investments 1,52 miliar saham, PT CT Corpora 408,32 juta saham, H Holdings Inc 448,744 juta saham, dan Trusty Cars Pte.Ltd 150 juta saham.

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.