Jakarta, FORTUNE - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meluncurkan aplikasi iDebKu yang memberikan layanan kepada masyarakat luas untuk mengakses informasi debitur yang biasa disebut Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK). Layanan tersebut dapat diakses secara terpadu karena sistemnya terintegrasi antara Kantor Pusat dan Kantor Regional/Kantor OJK (KR/KOJK) dalam satu aplikasi.
SLIK menyimpan informasi debitur atau biasa juga disebut “iDeb” yang berisi riwayat kelancaran kredit atau pembiayaan seorang debitur. iDeb tergolong informasi yang penting dalam proses pemberian kredit atau pembiayaan. Data iDeb tersebut dapat digunakan oleh lembaga jasa keuangan bank maupun non-bank dalam mengambil keputusan pada proses pemberian kredit atau pembiayaan kepada debitur.
“SLIK merupakan salah satu upaya OJK untuk menjadikan sistem keuangan di Indonesia lebih berintegritas, dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat luas sehingga mendapat manfaat dan lebih percaya kepada industri keuangan Indonesia, serta sebagai bagian dari perlindungan konsumen,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan, Dian Ediana Rae, dalam sambutan peluncuran iDebKu di Jakarta, Selasa (8/11).
Permintaan layanan iDeb mencapai 134.000
Dian menambahkan aplikasi iDebKu dapat membantu masyarakat dalam pencarian data serta manajemen risiko kredit dari lembaga jasa keuangan. Total permintaan layanan SLIK atau iDeb di kantor pusat hingga seluruh kantor regional OJK di Indonesia per November 2022 telah mencapai 134.000.
Selama ini iDeb melalui SLIK OJK telah digunakan oleh sekitar 2.000 lembaga jasa keuangan, antara lain 94 bank umum, 33 bank umum syariah (BUS) maupun unit usaha syariah (UUS), 1.400 lebih bank perkreditan rakyat (BPR), dan 167 bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS).
Layanan juga dimanfaatkan oleh 152 perusahaan pembiayaan yang menggunakan SLIK untuk verifikasi kredit. Lalu, 18 perusahaan modal ventura dan 118 perusahaan efek juga menggunakan layanan tersebut.
Layanan pemberian iDeb kepada masyarakat telah berlangsung sejak 2018 atau sejak SLIK beroperasi menggantikan Sistem Informasi Debitur (SID) Bank Indonesia (BI). Semula, layanan ini dilaksanakan secara tatap muka, baik di Kantor Pusat OJK (Gerai SLIK Lantai 2 Menara Radius Prawiro) atau KR/KOJK. Namun, selama pandemi layanan tatap muka disetop demi mencegah penyebaran virus corona.
Aplikasi diharapkan mendorong efisiensi
Dian juga menyampaikan aplikasi ini diharapkan mampu mendorong efisiensi lembaga jasa keuangan dalam menyalurkan kredit. Apalagi kredit perbankan merupakan bensin penggerak pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
"Masyarakat diharapkan dapat akses kredit perbankan lebih cepat dan lebih efisien," ujarnya.
OJK mencatat pertumbuhan kredit mencapai 11 persen secara tahunan pada September 2022. Kredit tersebut didorong oleh modal kerja dan sektor korporasi. Dengan adanya layanan ini, kredit perbankan juga diharapkan semakin kencang.