Porsi Pembiayaan Listrik RI Baru 5,53%, MUF Ungkap Kendalanya
Merk kendaraan baru didorong ciptakan ekosistem mobil bekas.
Jakarta, FORTUNE - Penyaluran industri perusahaan pembiayaan atau leasing kepada kendaraan listrik di Indonesia pada Agustus 2024 telah mencapai Rp29,07 triliun. Meski demikian, porsi itu masih sebesar 5,53 persen dari total piutang pembiayaan.
Direktur Utama Mandiri Utama Finance (MUF), Stanley Setia Atmadja menilai, kecilnya porsi pembiaya listrik akibat terkendala belum terciptanya resale value.
"Dalam bisnis ini, Multifinance kan harus mempertimbangkan resale value. Tapi kalau belum terbentuk equilibrium second hand price, itu kan susah," kata Stanley saat berbincang dengan Fortune Indonesia beberapa waktu lalu.
Merk kendaraan listrik baru didorong ciptakan ekosistem mobil bekas
Dengan demikian Stanley melihat, sejumlah multifinance harus berpikir ulang dan memiliki sejumlah syarat untuk bekerja sama dengan merk baru kendaraan listrik.
Untuk itu, dirinya juga mendorong para merk baru kendaraan listrik untuk turut aktif menciptakan ekosistem Mobil Bekas agar tercipta ekosistem pembiayaan yang kuat.
"Kalau kita ambil pembiayaan tahun baru merek China Electric. Belum tau kalau dipakai setahun berapa ya second hand-nya. Nah ini yang membuat kita masih mempertimbangkan," kata Stanley.
Meski demikian, pembiayaan kendaraan listrik di MUF sendiri sampai April 2024 telah mencapai Rp 214 miliar. Pembiayaan ini disalurkan kepada perusahaan yang telah bekerjasama lama dengan MUF.
Pembiayaan kendaraan masih tumbuh
Di sisi lain, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, LKM OJK, Agusman yakin pembiayaan listrik akan semakin meningkat berkat dukungan dari Pemerintah.
"Dengan melihat perkembangan tersebut serta dukungan pemerintah dalam membangun ekosistem kendaraan listrik, pembiayaan kendaraan listrik ke depan diperkirakan akan terus meningkat dan dapat berkontribusi dalam mendorong percepatan terbentuknya ekosistem green financing di Indonesia," kata Agusman.
Bila dilihat secara keseluruhan, penyaluran pembiayaan kendaraan bermotor konvensional masih meningkat. Untuk pembiayaan roda dua per Agustus 2024 meningkat sebesar 12,94 persen (yoy) menjadi Rp108,49 triliun.
Sedangkan untuk outstanding pembiayaan terhadap kendaraan bermotor roda empat baik baru dan bekas per Agustus 2024 mengalami kenaikan sebesar 12,58 persen (yoy) menjadi sebesar Rp240,86 triliun.