FINANCE

Teka-teki Tigor Siahaan Berlabuh ke Bank Digital Milik Emtek dan Grab

Tigor dikabarkan bakal menakhodai transformasi Bank Fama.

Teka-teki Tigor Siahaan Berlabuh ke Bank Digital Milik Emtek dan GrabTigor M. Siahaan/ Dok CIMB Niaga
02 November 2021

Jakarta, FORTUNE - Mantan Presiden Direktur CIMB Niaga Tigor M. Siahaan dikabarkan bakal memimpin bank digital baru yang akan dibentuk oleh Grab Indonesia dan Grup PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) atau Emtek.  Dari berbagai sumber yang dihimpun oleh Fortune Indonesia, Grab dan Emtek telah membidik PT Bank Fama International (Bank Fama) untuk dibentuk sebagai bank digital.

Sebelumnya, Tigor telah melepas jabatannya di CIMB Niaga pada Kamis (21/10). Keputusan tersebut diambil Tigor setelah lebih dari enam tahun menduduki jabatan pucuk pimpinan CIMB Niaga. 

Dikabarkan Tigor Bakal menakhodai transformasi Bank Fama

Rencana Tigor untuk menahkodai bank digital kian berhembus kencang sejak dirinya mundur dari CIMB Niaga. Tren pembentukan bank digital sepertinya juga bakal dijajaki oleh Grab dan Emtek. 

Dilansir dari DealStreetAsia, Grab bakal bergabung dalam konsorsium yang dipimpin oleh Grup Emtek untuk mengambil alih saham Bank Fama. Adapun rencana mengenai hal tersebut sudah berada pada tahap lanjut. Bahkan, beberapa sumber telah menyebut Tigor bakal menjadi CEO di Bank Fama tersebut. 

Ketika dikonfirmasi, Sekretaris Perusahaan Bank Fama M Ismain mengatakan saat ini terdapat investor lokal yang dalam proses masuk akusisi. Namun demikian pihaknya belum bisa menyebutkan spesifik investor tersebut.

Kinerja Bank Fama masih terkontraksi

Berdasarkan laporan keuangan hingga akhir tahun 2020, kinerja Bank Fama terbilang masih terkontraksi cukup dalam. Dari sisi laba, Bank Fama masih mampu membukukan laba Rp12,10 miliar di akhir 2020. Meski demikian, perolehan tersebut turun 15,56 persen dibandingkan dengan laba akhir 2019 sebesar Rp14,33 miliar. 

Dari sisi penyaluran kredit, Bank Fama menyalurkan senilai Rp766,67 miliar atau terkontraksi 10,2 persen dibandingkan dengan posisi akhir tahun sebelumnya sebesar Rp854,35 miliar. Sedangkan untuk kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) miliknya tercatat sebesar 5,18 persen (gross) dan 4,32 persen (net). 

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.