Tumbuh 12,47%, BRI Bukukan Laba Rp44,21 triliun
Kredit BRI naik 12,53%, topang pendapatan bunga.
Jakarta, FORTUNE - PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berhasil membukukan laba senilai Rp44,21 triliun pada kuartal III-2023. Perolehan laba tersebut tumbuh 12,47 persen secara year on year (yoy).
Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan bahwa kontributor utama penopang kinerja positif BRI tersebut ialah proporsi fee-based income (FBI) yang porsinya terus meningkat terhadap keseluruhan pendapatan BRI.
"Fee-based income BRI Group juga tercatat tumbuh 12,19 persen (yoy) menjadi senilai Rp15,56 triliun," kata Sunarso pada pemaparan Kinerja Keuangan BRI Triwulan III 2023 di Jakarta, Rabu (25/10).
Pencapaian FBI BRI tersebut sejalan dengan volume transaksi Super Apps BRImo yang tumbuh sebesar 66,87 persen yoy atau mencapai Rp2.984 triliun dan jumlah pengguna yang mencapai 29,8 juta user.
Disamping itu, pertumbuhan fee-based income BRI juga didorong meningkatnya bisnis AgenBRILink, yaitu agen layanan bank dengan model bisnis sharing economy bersama masyarakat, yang jumlahnya telah mencapai lebih dari 698 ribu agen dengan total nilai transaksi yang meningkat 20,77 persen menjadi sebesar Rp1.163 triliun.
Kredit BRI naik 12,53%, topang pendapatan bunga
Kinerja positif tersebut, lanjut Sunarso, juga didukung oleh penyaluran kredit yang tumbuh double digit, hingga penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang juga tumbuh double digit.
Dari sisi fungsi intermediasi, hingga akhir September 2023 BRI berhasil mendorong penyaluran kredit tumbuh 12,53 persen (yoy) menjadi Rp1.250,72 triliun.
"Pencapaian ini masih selaras dengan proyeksi BRI, dimana hingga akhir tahun ini perseroan menargetkan pertumbuhan kredit berada di level 10-12 persen (yoy)”, jelas Sunarso
Khusus penyaluran kredit UMKM juga tercatat tumbuh 11,01 persen menjadi Rp1.038,90 triliun di akhir Kuartal III 2023. Kondisi tersebut membuat porsi kredit UMKM BRI terhadap total kredit mencapai 83,06 persen.
Sunarso menyatakan, kredit yang tumbuh double digit tersebut berdampak positif terhadap pendapatan bunga perseroan, dimana hingga akhir September 2023 tercatat pendapatan bunga BRI telah mencapai Rp138,63 trilliun atau tumbuh 13,91 persen (yoy).
Keberhasilan BRI dalam menyalurkan kredit tersebut juga diimbangi dengan manajemen risiko yang baik. BRI berhasil menurunkan Loan at Risk (LAR), dimana hingga akhir Kuartal III 2023 LAR BRI tercatat sebesar 13,80 persen.
“Kami optimistis di tahun depan LAR BRI dapat kembali pada kondisi pra-pandemi, yakni di kisaran 9 hingga 11 persen”, ungkapnya.
Ditopang giro, DPK BRI naik 13,21%
Dari sisi penghimpunan dana, BRI mencatatkan total DPK sebesar Rp1.290,29 triliun atau tumbuh 13,21 persen yoy. Penopang utama DPK BRI masih bersumber dari dana murah (CASA) dengan porsi mencapai 63,64 persen atau sebesar Rp821,14 triliun. Pertumbuhan tertinggi berasal dari Giro BRI yang tumbuh sebesar 28,12 persen (yoy).
"Kinerja Giro BRI tersebut tak terlepas dari strategi perseroan yang fokus pada optimalisasi value chain melalui wholesale transaction banking dan digitalisasi wholesale transaction banking dengan platform Qlola," kata Sunarso.
Kemampuan BRI dalam menyalurkan kredit juga didukung dengan likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat. Hal tersebut tercermin dari rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) Bank yang terjaga dilevel 87,76 persen dan CAR (Capital Adequacy Ratio) sebesar 27,48 persen atau jauh di atas ketentuan regulator.
Dengan likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat tersebut, Sunarso yakin BRI mampu mengantisipasi seluruh risiko utama yang terjadi dalam pengelolaan bank. Ia juga yakin, kinerja tersebut memperkokoh bisnis BRI dalam penyediaan jasa layanan keuangan, pembiayaan dan pemberdayaan UMKM.