Jakarta, FORTUNE - PT Bank BTPN Tbk (Bank BTPN) membukukan laba bersih setelah pajak secara konsolidasi yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp3,10 triliun pada 2022. Nilai tersebut tumbuh 16 persen secara year on year (yoy) dibandingkan dengan tahun 2021 di Rp2,67 triliun.
Kenaikan laba bersih ini terutama didukung oleh peningkatan pendapatan operasional dan penurunan biaya kredit. Tercatat, pendapatan operasional Bank BTPN naik 4 persen menjadi Rp13,69 triliun, sementara biaya kredit turun 13 persen menjadi Rp1,84 triliun.
Direktur Utama Henoch Munandar menjelaskan, pertumbuhan pendapatan operasional juga didorong oleh naiknya pendapatan bunga bersih sebesar 5 persen menjadi Rp11,68 triliun dan peningkatan pendapatan operasional lainnya sebesar 3 persen menjadi Rp2,01 triliun tahun 2022 lalu.
“BTPN melaporkan pertumbuhan laba bersih yang memuaskan tahun 2022 di tengah ancaman resesi global dan masa transisi dari pandemi menuju endemi,” ujar Henoch Munandar saat Konferesi Pers Kinerja Bank BTPN tahun 2022, Selasa (28/2) di Jakarta.
Kredit BTPN tumbuh 8% di 2022
Di sisi lain, total penyaluran kredit di Bank BTPN juga mengalami peningkatan sebesar 8 persen (yoy) menjadi Rp146,12 triliun per akhir Desember 2022, dari Rp135,60 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Pertumbuhan tersebut juga dibarengi oleh terjaganya kualitas kredit yang tetap baik. Hal tersebut tercermin dari rasio gross non performing loan (NPL) yang berada di level 1,43 persen akhir 2022, turun dibandingkan dengan 1,68% pada periode yang sama tahun lalu.
Di sisi lain, Bank BTPN mengoptimalkan jumlah dana pihak ketiga (DPK) melalui penyesuaian kebutuhan pendanaan kredit dan juga kebutuhan likuiditas Bank. Strategi tersebut membuat DPK Bank BTPN meningkat sebesar 5 persen (yoy) menjadi Rp114,87 triliun pada akhir 2022.
Ia menyebut, pertumbuhan DPK disumbang oleh saldo CASA yang meningkat sebesar 6 persen menjadi Rp40,16 triliun dan time deposit yang naik 4 persen menjadi Rp74,70 triliun pada akhir tahun lalu. Sementara itu, rasio CASA pun sedikit meningkat dari 34,6 persen menjadi 35,0 persen.
Pengguna Jenius capai 4,4 juta
Sebagai salah satu pionir dalam layanan perbankan digital di tanah air, Bank BTPN terus meningkatkan keandalan Jenius. Dengan demikian Jenius mampu mencatatkan pertumbuhan jumlah registered user hampir 20 persen menjadi 4,4 juta akhir 2022, dari 3,7 juta satu tahun sebelumnya.
Bahkan, dana pihak ketiga yang dikelola Jenius juga tumbuh 52 persen menjadi Rp23,7 triliun, dan total kredit yang disalurkan melalui Jenius (Flexi Cash) tercatat di level Rp1 triliun, tiga kali dari posisi setahun sebelumnya. Bank BTPN juga berhasil menjaga rasio likuiditas dan pendanaan berada di tingkat yang sehat, dengan mencatat rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) mencapai 27,3 persen.
Dengan seluruh pencapaian tersebut, Bank BTPN juga membukukan peningkatan aset sebesar 9 persen (yoy) menjadi Rp209,17 triliun per akhir 2022, naik dibandingkan dengan capaian Rp191,92 triliun pada akhir tahun 2021 lalu.