Tumbuh 120%, Bank Victoria Catatkan Laba Bersih Rp71,12 miliar
Modal inti Bank Victoria sudah mencapai Rp2,41 triliun.
Jakarta, FORTUNE - PT Bank Victoria International Tbk (Bank Victoria) selama kuartal II-2022 berhasil mencatatkan laba bersih senilai Rp71,12 miliar. Nilai tersebut mengalami peningkatan sebesar 120 persen secara year on year (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp32,34 miliar.
Pencapaian kinerja ini ditopang oleh pendapatan bunga bersih yang meningkat 126 persen (yoy) menjadi Rp313,29 miliar dari Rp138,59 miliar pada 30 Juni 2021.
"Hal itu juga meningkatkan NIM ratio menjadi 3,21 persen dari periode sebelumnya 1,61 persen pada 30 Juni 2021," demikian dikutip dari keterangan resmi Bank Victoria di Jakarta, Selasa (19/7).
DPK dan kredit tetap stabil
Sampai dengan kuartal II-2022, saat gejolak ekonomi dan pasar, Bank Victoria secara konsisten mampu mencatatkan performa yang stabil untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) dan kredit.
DPK bank mencapai Rp18,07 triliun, bertahan dari posisi sebelumnya Rp18,07 triliun pada posisi 31 Desember 2021. Demikian pula pinjaman atau kredit yang diberikan meningkat 4,97 persen menjadi Rp15,41 triliun dari Rp14,68 triliun saat posisi 31 Desember 2021.
Rasio likuiditas bank dalam hal ini juga terjaga dengan sangat baik dimana RIM mencapai 84 persen dari 81 persen pada posisi 31 Desember 2021.
Modal inti Bank Victoria sudah capai Rp2,41 triliun
Di sisi lain, dalam rangka memenuhi ketentuan Modal Inti Minimum sebesar Rp 3 triliun di akhir tahun 2022, Bank berkomitmen meningkatkan modalnya secara bertahap dengan langkah-langkah strategis.
Antara lain melalui organik dengan membukukan laba bersih, pengurangan aset non produktif, maupun anorganik melalui penambahan modal disetor maupun penjajakan kolaborasi dengan partner strategis.
Sampai dengan 30 Juni 2022, realisasi atas upaya pemenuhan Modal Inti Minimum secara anorganik melalui penerimaan Dana Setoran Modal sebesar Rp254,5 miliar pada tanggal 22 Juni 2022 sehingga pada posisi 30 Juni 2022 modal Inti Bank telah mencapai Rp2,41 triliun.