Utang Paylater Warga di Bank & Pinjol Tembus Rp30,36 Triliun
Utang warga di pinjol naik 27,32%.
Fortune Recap
- Utang paylater warga di bank & pinjol mencapai Rp30,36 triliun hingga akhir 2024.
- Utang paylater warga di perusahaan pembiayaan atau fintech peer to peer lending nilainya mencapai Rp8,59 triliun dengan pertumbuhan 61,90 persen (yoy).
- Utang paylater warga di perbankan mencapai Rp21,77 triliun.
Jakarta, FORTUNE - Layanan pembiayaan buy now pay later (BNPL) atau biasa disebut Paylater masih digandrungi masyarakat. Bahkan, utang paylater warga tidak hanya di perusahaan pembiayaan (PP) atau Pinjaman Online (pinjol) saja, melainkan sudah merambah ke perBankan.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bahkan mencatat, total utang paylater warga di bank & pinjol mencapai Rp30,36 triliun hingga akhir 2024. Untuk utang paylater warga di perusahaan pembiayaan atau Fintech peer to peer lending nilainya mencapai Rp8,59 triliun atau mengalami pertumbuhan 61,90 persen (yoy).
"Dengan pembiayaan macet atau NPF gross sebesar 2,92 persen," jelas Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Agusman melalui keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Rabu (8/1).
Utang warga di pinjol naik 27,32%
Untuk utang masyarkat di industri fintech peer to peer lending atau pinjol secara outstanding pembiayaan di November 2024 juga masih tumbuh 27,32 persen (yoy). Dengan demikian, nominal utang warga ke pinjol mencapai Rp75,60 triliun.
Pertumbuhan itu lanjut Agusman, melambat dibandingkan pertumbuhn pada Oktober 2024 yang mencapai 29,23 persen (yoy). Meski demikian, untuk tingkat risiko kredit macet secara agregat (TWP90) dalam kondisi terjaga stabil di posisi 2,52 persen atau sedikit naik dibandingkan posisi Oktober 2024 sebesar 2,37 persen.
Porsi paylater di bank hanya 0,28%
Di sisi lain, porsi produk kredit paylater pada sektor perbankan tercatat sebesar 0,28 persen dibandingkan penyaluran kredit secara keseluruhan yang mencapai Rp7.717 triliun.
"Namun demikian, ini terus mencatatkan pertumbuhan yang tinggi secara tahunan," kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae.
Dian menjelaskan, per November 2024 baki debet kredit BNPL tumbuh 42,68 persen yoy menjadi Rp21,77 triliun. Untuk jumlah rekening bank yang menggunakan paylater juga mencapai 24,51 juta atau naik dibandingkan Oktober 2024 yang mencapai 23,27 juta.