Cara menghitung biaya listrik di bawah ini tampaknya bisa membantu Anda untuk menghitung penggunaan listrik di rumah. Tidak banyak yang tahu bahwa
Mungkin Anda pernah merasa heran karena tagihan listrik di rumah membengkak, atau Anda pernah curiga jangan-jangan terjadi kebocoran daya listrik atau kerusakan di rumah. Tentunya hal ini sangat membingungkan.
Sebenarnya, Anda bisa menghitung sendiri biaya listrik di rumah. Dengan begitu, Anda bisa membandingkan perhitungan Anda dengan biaya yang dikeluarkan dari PLN.
Berikut cara menghitung biaya listrik di rumah secara mandiri. Perhatikan langkah-langah berikut ini!
1. Ketahui golongan tarif listrik di rumah
Cara menghitung biaya listrik di rumah adalah mengetahui golongan tarif listrik di rumah Anda. Dengan mengetahui hal tersebut, akan memudahkan Anda untuk melakukan perhitungan nantinya.
Di Indonesia, tarif golongan listrik dibedakan ke dalam batas daya yang berbeda-beda, antara lain 900 VA, 1.300 VA, 2.200 VA, 3.300 VA, 4.400 VA, 5.500 VA, dan di atas 6.600 VA.
Batas daya inilah yang akan mempengaruhi tarif dasar listrik Anda. Contohnya, untuk golongan 900 VA tarif tarif yang dikenakan Rp1.352 per kWH. Sedangkan, untuk golongan 1.300 VA–5.600 VA ke atas tarif dasar listriknya sebesar Rp1.467,28 per kWH.
2. Cek dan tulis semua peralatan yang menggunakan listrik
Langkah selanjutnya adalah dengan mengecek dan menulis semua peralatan di rumah yang menggunakan aliran listrik. Contoh pencatatannya seperti ini:
- 1 TV, daya listrik 90 watt
- 1 mesin cuci, daya listrik 400 watt
- 1 setrika, daya listrik 300 watt
- 1 kulkas, daya listrik 350 watt
- 15 lampu, daya listrik masing-masing 18 watt.
Jangan sampai ada yang terlewatkan dari semuanya. Buatlah sedetail mungkin agar memudahkan Anda nantinya.
3. Membuat estimasi durasi penggunaan peralatan listrik
Cara menghitung biaya listrik di rumah dengan membuat estimasi durasi atau seberapa sering penggunaan peralatan listrik tersebut setiap harinya. Dengan begitu, Anda tinggal mengalikan besaran watt dengan jumlah jam penggunaannya.
Berikut ini contoh estimasi penggunaan listrik yang bisa Anda buat:
- 1 TV dengan daya listrik 90 watt. Biasanya digunakan 8 jam dalam sehari. Estimasinya adalah 90 x 8 watt = 720 watt.
- 1 mesin cuci dengan daya listrik 400 watt. Penggunaan mesin cuci paling umum digunakan 1 jam per hari. Maka, estimasinya 400 x 1 = 400 watt.
- 1 setrika dengan daya listrik 300 watt. Penggunaannya 2 jam per hari. Estimasi penggunaannya adalah 300 x 2 = 600 watt.
- 1 kulkas dengan daya listrik 350 watt. Biasanya menyala selama 24 jam. Maka estimasinya 350 x 24 = 8.400 watt.
- 15 lampu dengan daya listrik masing-masing 18 watt dibiarkan menyala selama 12 jam. Maka estimasi biaya listriknya adalah 15 x 18 x 12 = 3.240 watt.
Tentunya, perhitungan estimasi daya listrik di atas setiap rumah berbeda-beda, tergantung dari penggunaannya. Jika ada peralatan listrik yang tidak digunakan harian, Anda bisa membuat rata-rata penggunaannya, barulah bisa menghitung penggunaan hariannya.
4. Cara menghitung biaya listrik
Langkah terakhir adalah menghitung biaya listrik di rumah. Berikut beberapa langkah yang harus Anda ikut:
1. Menjumlahkah estimasi penggunaan listrik
Caranya adalah dengan menjumlahkan semua estimasi penggunaan peralatan listrik yang sebelumnya telah Anda buat.
Jika ditotalkan semuanya, maka penggunaan daya listrik di rumah Anda dalam satu hari adalah:
720 watt + 400 watt + 600 watt + 8.400 watt + 3.240 watt = 13.360 watt
2. Mengubah watt menjadi kWH
Selanjutnya adalah mengubah satuan watt menjadi kilowatt per hour atau kWH. Anda cukup membaginya dengan 1.000.
13.360 : 1.000 = 13,36 kWH
3. Mengalikan dengan tarif dasar listrik
Selanjutnya adalah dengan mengalikan tarif dasar listrik di rumah Anda sesuai dengan golongannya. Misalnya, tarif dasar listrik di rumah Anda adalah Rp1.352 per kWH.
Rp1.352 x 13,36 = Rp18.062,72
Jadi, biaya listrik yang Anda keluarkan setiap harinya sebesar Rp18.062,72.
Itulah tadi cara menghitung biaya listrik di rumah yang bisa Anda lakukan. Selamat mencoba!