Cash flow adalah instrumen terpenting yang harus dipahami oleh setiap orang, organisasi, hingga perusahaan.
Karena hal ini berkaitan dengan pemasukan keuangan, simpanan dana, dan uang kas. Bagi Anda yang ingin mengelola keuangan, istilah ini sangat penting untuk dipahami.
Berikut penjelasan mengenai cash flow selengkapnya pada artikel berikut ini.
Pengertian cash flow
Cash flow adalah keadaan pemasukan yang dimiliki oleh perorangan, institusi, hingga pelaku bisnis, baik itu berupa kenaikan atau penurunan.
Menurut istilah keuangan, cash flow merupakan gambaran dana (uang tunai) yang dihasilkan dan dikonsumsi pada kurun waktu tertentu.
Cash flow terbagi menjadi dua, yaitu:
- Cash flow positif, sebuah kondisi dimana pemasukan lebih besar dari pengeluaran.
- Cash flow negatif, sebuah kondisi dimana pengeluaran lebih besar dari pemasukan.
Jenis-jenis penghasilan dan pengeluaran cash flow
Terdapat beberapa jenis pemasukan dan pengeluaran yang mempengaruhi cash flow, antara lain:
Penghasilan
Berikut ini merupakan jenis-jenis pemasukan yang harus Anda ketahui, antara lain:
- Penghasilan aktif
Penghasilan aktif adalah uang tunai yang Anda terima secara rutin dalam periode waktu tertentu, di mana jumlah nilainya telah diketahui dan diatur dalam peraturan.
Jenis pemasukan ini seperti gaji, bonus, honor, dan komisi.
- Penghasilan pasif
Penghasilan pasif adalah sebuah penghasilan dari memanfaatkan aset yang dimiliki.
Sebagai contoh, uang dari sewa ruko, penghasilan dari rumah yang dikontrakkan, atau penjualan karya, seperti buku, konten, lukisan, dan lainnya.
- Penghasilan dari investasi
Salah satu dana yang bisa didapatkan melalui keuntungan berinvestasi.
Adapun jenis pemasukan ini seperti saham, bunga deposito, aset, dan penjualan properti lainnya.
Pengeluaran
Berikut jenis-jenis pengeluaran yang biasa Anda lakukan:
- Pengeluaran yang tidak bisa terhindarkan
Pengeluaran yang tidak bisa terhindarkan adalah pengeluaran yang penting untuk keberlangsungan hidup.
Uang dikeluarkan untuk biaya sehari-hari seperti uang belanja bulanan, transportasi, listrik, air, dan hal-hal berkaitan lainnya.
Jenis pengeluaran ini adalah jenis yang bisa diatur pengeluarannya dengan cara berhemat.
- Pengeluaran wajib
Jenis pengeluaran ini adalah pengeluaran yang harus Anda bayar dan memiliki periode waktu pembayaran.
Contoh dari pengeluaran wajib adalah cicilan rumah, biaya kuliah, pajak, pinjaman, hingga asuransi.
- Tabungan
Sebenarnya, tabungan adalah sebuah simpanan. Namun, Anda harus tetap menyisihkan sebagian dari pemasukkan dan anggaran dikeluarkan dengan tujuan untuk menabung. Karena itulah tabungan termasuk ke dalam jenis pengeluaran.
Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk menabung. Mulai dari metode sehari seribu, sinking fund, celengan, dan metode lainnya.
- Pengeluaran tambahan
Pengeluaran tambahan adalah pengeluaran sampingan dan bersifat konsumtif. Contoh dari pengeluaran ini adalah travelling, nongkrong di kafe, menonton di bioskop, dan lain-lain.
Apabila tidak bisa mengontrol pengeluaran, jenis ini akan tidak terkendali dan membuat cash flow negatif.
Tips manajemen cash flow
Agar dapat mengelola uang dengan baik, berikut beberapa tips yang bisa Anda lakukan agar cash flow tidak negatif:
1. Membuat laporan keuangan
Tips lainnya agar keuangan Anda tidak mengalami cash flow negatif adalah dengan membuat laporan keuangan sendiri.
Buatlah laporan dengan merekam atau menuliskan setiap arus yang masuk dan keluar dalam kurun waktu sebulan.
Kemudian, Anda bisa melakukan perbandingan pengeluaran saat ini dengan sebelumnya.
Dari laporan keuangan, Anda bisa mengetahui apakah cash flow berada pada posisi positif atau negatif.
2. Menulis anggaran pengeluaran
Anggaran berfungsi sebagai perencanaan keuangan yang Anda keluarkan.
Untuk itu, selalu catat apa pun jenis pengeluaran yang telah dikeluarkan, seperti kebutuhan belanja bulanan, cicilan, transportasi, dan komunikasi.
3. Evaluasi
Hal terakhir yang dilakukan adalah melakukan evaluasi pengeluaran. Anda bisa mencoret beberapa daftar pengeluaran yang sekiranya tidak dibutuhkan pada bulan berikutnya.
4. Mendapat penghasilan tambahan
Tips lainnya agar cash flow positif adalah dengan mencari penghasilan tambahan. Cobalah untuk mencari pekerjaan part time yang bisa Anda lakukan di waktu senggang.
Selain itu, bila Anda memiliki keterampilan tertentu, tidak ada salahnya untuk menekuninya dan mengubah menjadi pundi-pundi uang. Misalnya, Anda memiliki keahlian menulis, Anda bisa membuka layanan sebagai freelancer di bidang content writer atau copywriter.
5. Mengutamakan kebutuhan dibanding keinginan
Langkah lain yang bisa Anda lakukan dengan memenuhi kebutuhan terlebih dahulu dan menahan keinginan. Dengan begitu, keuangan Anda menjadi lebih tertata di banding sebelumnya.
Cara menghitung cash flow
Penting untuk mengetahui cara menghitung cash flow agar dapat memberikan gambaran apakah kondisi keuangan Anda sehat atau tidak.
Lantas, bagaimana cara menghitungnya? Anda bisa menggunakan beberapa perhitungan rasio di bawah ini sebagai patokan. Di antaranya sebagai berikut:
1. Rasio tabungan
Cara menghitung cash flow adalah dengan rasio uang yang ditabung. Setidaknya minimal Anda menyisihkan tabungan sebesar 20 persen dari penghasilan. Semakin besar persentasenya, maka semakin sehat pula keuangan Anda.
2. Rasio utang
Agar memiliki cash flow positif, usahakan total jumlah utang atau cicilan Anda per bulan tidak melebihi 35 persen dari total penghasilan. Jika hal tersebut terjadi, maka Anda akan kesulitan untuk membayar dan mengatur uang untuk kebutuhan.
3. Rasio likuiditas
Rasio likuiditas mengacu pada jumlah tabungan yang dimiliki apakah bisa menutupi biaya hidup di masa mendatang. Keuangan yang sehat bila seseorang memiliki tabungan yang bisa menutupi hidupnya di 3 bulan hingga 1 tahun tanpa penghasilan.
Cash flow adalah hal penting yang dilakukan karena berkaitan dengan uang pemasukan dan pengeluaran. Ikuti beberapa tips di atas agar cash flow Anda selalu positif.