Jakarta, FORTUNE - Amerika Serikat (AS) mencatatkan lonjakan inflasi tertinggi selama hampir empat dekade belakangan. Inflasi Negeri Paman Sam meroket hingga 6,8 persen atau tertinggi sejak 1982 dan membuat sejumlah harga-harga naik.
Berdasarkan data Badan Statistik AS, inflasi naik 0,8 persen selama November—setelah meningkat 0,9 persen pada Oktober 2021. Mengutip Antara, Selasa (14/12) kenaikan harga terjadi hampir di semua sektor, daging babi (21 persen), telur (8 persen), bensin (58 persen), bahkan mobil bekas (31 persen) dalam setahun terakhir.
Bagaimana dengan di Indonesia? Menurut Survei Pemantauan Harga (SPH) Bank Indonesia (BI) pekan kedua Desember 2021, perkembangan harga tetap terkendali dan diperkirakan inflasi sebesar 0,34% (month-to-month). Dengan perkembangan ini, inflasi sepanjang 2021 diperkirakan sebesar 1,64%.
Perkiraan Inflasi 2021
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono menambahkan, “Kemungkinan akan terjadi inflasi 0,34 persen (pada Desember) dibanding bulan sebelumnya.”
Inflasi di penghujung tahun ini terjadi karena komoditas cabai rawit (0,08 persen); minyak goreng (0,04 persen); cabai merah (0,03 persen); daging ayam ras (0,02 persen); dan sawi hijau, detergen bubuk, semen, serta tarif angkutan udara masing-masing 0,01 persen.
Seiring dengan naiknya pergerakan masyarakat setelah pelonggaran PPKM, inflasi masih berpeluang menguat. Melansir Fortune.com, Selasa (14/12), ada beberapa cara mengelola keuangan saat inflasi demi menghindari dampak terburuk—seperti yang terjadi di AS.
Tumbuhkan Investasi, Bukan Tabungan
Pendiri Pulse Financial Planning, Matt Elliott merekomendasikan Anda berinvestasi dengan portofolio terdiversifikasi—ketimbang menimbun uang di rekening tabungan. Pilih investasi yang akan naik bersamaan dengan inflasi.
“(Menyimpan) uang tunai di bank hampir tak menghasilkan bunga, tapi harga barang yang Anda beli terus naik. Itu dapat menurunkan daya beli Anda—bila tidak berinvestasi,” jelas Elliott.
Perencana Keuangan Jovan Johnson menambahkan, Anda juga harus memahami cara kerja investasi dan pengaruhnya terhadap keuangan masing-masing.
Kurangi Pengeluaran Bila Memungkinkan
Pendiri Twin Cities Wealth Strategies, Dana Menard menilai ini adalah waktu yang tepat untuk mempertimbangkan kembali keseluruhan pengeluaran. Khususnya untuk kebutuhan berbasis diskresi, seperti langganan platform hiburan atau pembelian impulsif.
“Ketika kebutuhan lebih mahal, pengeluaran jenis tersebut harus kembali Anda evaluasi agar tak mengabaikan hal-hal yang tak diperlukan,” katanya.