Masuk Era Elektrifikasi, Rolls-Royce Ubah Desain 'Spirit of Ecstasy'
Logo legendaris Rolls-Royce berubah di usia ke-111.
Jakarta, FORTUNE - Selama lebih dari satu abad, mobil Rolls-Royce telah menghiasi maskot Spirit of Ecstasy, salah satu emblem paling terkenal yang pernah dibuat. Rolls-Royce tercatat mendaftarkan Spirit of Ecstasy sebagai intelektual properti pada 6 Februari 1911.
Setelah 111 tahun berselang, mereka mendesain ulang emblem legendaris tersebut dan memasangnya untuk pertama kali di mobil listrik baru, Rolls-Royce Spectre.
"The Spirit of Ecstasy adalah maskot otomotif paling terkenal dan diminati di dunia. Lebih dari sekedar simbol, dia adalah perwujudan dari merek kami, dan sumber inspirasi dan kebanggaan bagi merek dan kliennya. Dalam bentuk barunya, dia lebih ramping dan anggun dari sebelumnya," ujar Torsten Müller-Ötvös, Chief Executive Officer Rolls-Royce Motor Cars lewat keterangan resminya, Selasa (8/2).
"Ini merupakan lambang sempurna untuk Rolls-Royce dan paling aerodinamis yang pernah dibuat. Serta untuk menghiasi haluan masa depan listrik kami yang berani," katanya, menambahkan.
Menandai dimulainya era elektrifikasi
Saat marque memulai era baru elektrifikasi, Rolls-Royce meninjau kembali legenda untuk memisahkan fakta yang mapan dan bukti dokumenter dari spekulasi dan desas-desus.
"Ini adalah kisah empat orang dari latar belakang yang berbeda, yang kepribadian individu dan hubungan yang saling terkait, kadang-kadang kompleks adalah asal-usul ikon paling terkenal dan diinginkan di dunia," ujar Torsten Müller-Ötvös.
Di balik Spirit of Ecstasy ada sosok John Walter Edward Douglas-Scott-Montagu, 2nd Baron Montagu of Beaulieu (1866-1929). Seorang pelopor otomotif terkemuka dan penerbit majalah The Car Illustrated. Kursi leluhurnya di New Forest sekarang menjadi rumah bagi Museum Motor Nasional.
Ada pula Claude Goodman Johnson (1864-1926). Sekretaris Automobile Club of Great Britain & Ireland (kemudian Royal Automobile Club) sebelum bergabung dengan The Hon Charles Stewart Rolls dalam bisnis pada tahun 1903. Seorang humas yang berbakat, kecerdasan komersialnya menjadikannya 'tanda hubung di Rolls-Royce' gadungan.
Selain itu, Eleanor Velasco Thornton (1880-1915). Dia adalah tokoh penting dalam cerita Spirit of Ecstasy. Awalnya seorang aktris dan penari, dia juga asisten Claude Johnson sampai tahun 1902 ketika dia menjadi Manajer Kantor Lord Montagu; dia juga model dan inspirasi bagi Charles Sykes.
Terakhir, ada peran Charles Robinson Sykes (1875-1950). Dia adalah seorang ilustrator dan pematung yang bekerja untuk Lord Montagu dan Claude Johnson. Di bawah nama samaran 'Rilette', ia merancang iklan dan sampul majalah, yang sekarang dianggap sebagai karya seni tersendiri.
Desain baru 'Spirit of Ecstasy'
Kini sang dewi dalam bentuk 'patung' yang selalu menyambut pemilik Rolls-Royce tersebut, dibuat lebih rendah dan dinamis dari sebelumnya. Spirit of Ecstasy kini punya tinggi 82,73 mm, artinya lebih pendek sekitar 17,28 mm dari versi terdahulu.
Rolls-Royce juga merevisi bagian jubahnya. Hal ini, lantaran jubah yang dipakai oleh Spirit of Ecstasy kerap dianggap sebagai sayap. Kini jubah yang dipakainya tampak lebih realistis.
Detail yang juga direvisi oleh Rolls-Royce adalah pada bagian 'sikapnya'. Rolls-Royce mengatakan, sebelumnya Spirit of Ecstasy hadir berdiri dengan kaki yang tegak dan merunduk dari bagian pinggangnya. Kini Spirit of Ecstasy hadir dengan satu kaki ke depan, tubuh tertekuk rendah, dan lebih aerodinamis.
"Sekarang, dia adalah dewi kecepatan sejati, bersiap menghadapi angin, satu kaki ke depan, tubuh tertekuk rendah, matanya terfokus penuh semangat ke depan," kata Rolls-Royce.
Ternyata ubahan desain ini tak sembarangan. Mereka membutuhkan 830 jam untuk mendesain model hingga melakukan pengujian di wind tunnel. Segala riset yang mereka lakukan ini, membuat koefisien drag dari mobil Rolls-Royce yang menggunakan Spirit of Ecstasy lebih baik dari sebelumnya, yakni di angka 0,26.