Merasakan Eksotisme Singapura di Artotel Thamrin-Jakarta
Mulai dari kamar eksklusif hingga sensasi jelajah virtual.
Jakarta, FORTUNE - Rindu liburan ke Singapura, tapi masih terkendala pandemi? Tak perlu berkecil hati. Singapore Tourism Board (STB) bekerja sama dengan Artotel Group untuk menghadirkan sensasi staycation bertema Singapura, tepatnya di Artotel Thamrin-Jakarta di Jakarta Pusat. Mulai Sabtu, 29 Januari 2022, para tamu bisa menginap di lima kamar eksklusif dan mengikuti beragam kegiatan untuk mengobati rindu berlibur Singapura.
Kepada Fortune Indonesia, Area Director STB Indonesia Jakarta, Mohamed Firhan Abdul Salam mengatakan, bahwa program ini merupakan bagian dari kampanye Singapore Reimagine yang diluncurkan pada April 2021.
"Singapura adalah salah satu tujuan liburan paling populer bagi masyarakat Indonesia saat sebelum pandemi dan banyak yang sudah tidak sabar untuk bisa mengunjungi tempat wisata. Kampanye ini mengajak orang Indonesia untuk membayangkan kembali impian mereka untuk berlibur ke Singapura," katanya, Jumat (28/1).
Mohamed Firhan menambahkan, meskipun orang Indonesia sudah bisa ke Singapura melalui vaccinated travel lane (VTL), tetapi masih ada yang ingin staycation di dalam negeri terlebih dahulu. Oleh karena itu, STB membawa pengalaman liburan lengkap dari sisi seni, kuliner, dan gaya hidup.
Director of Marketing & Communication Artotel Group, Yulia Maria menyampaikan, inisiatif ini sejalan dengan konsep ‘Pengalaman menginap yang berbeda’ yang selalu diusung oleh ARTOTELGroup. "Kebetulan memang hotel kami dipenuhi dengan konsep seni dan dengan konsep itulah STB ingin kamar itu dapat membuat para tamu terasa seperti lagi di Singapura," kata Yulia.
Terdapat lima kamar dengan mural eksklusif berdasarkan lima passion tribe atau kegiatan apa yang paling banyak dilakukan wisatawan di Singapura, yaitu foodies (pecinta kuliner), collectors (pencinta belanja), explorers (penjelajah), socializers (penyuka sosialisasi), dan culture shapers (pembentuk budaya). Mural tersebut merupakan hasil karya lima seniman Indonesia. Salah satu kriteria dari ARTOTEL dan STB untuk memilih kelima artis tersebut adalah memiliki pengalaman bekerja sama dengan sesama seniman asal Singapura atau menuntut ilmu di negara tersebut.
Berikut ini kami rangkum nuansa Singapura mulai dari kamar hotel eksklusif hingga berbagai kegiatan yang bisa Anda rasakan saat staycation di Artotel Thamrin-Jakarta.
“Kampong Gelam” karya Melissa Sunjaya
Melissa Sunjaya merancang mural ‘Kayuputi’ atau ‘Gelam’ dalam tema culture shapers dengan warna biru kobalt yang kaya. Kampong Gelam, sebuah permukiman di Singapura yang memiliki daya tarik sendiri bagi wisatawan. Nama kawasan ini berasal dari pohon kayu putih yang dalam bahasa Melayu Kuno disebut “Gelam” dan “Kampong”—ejaan modern “kampung”—yang berarti “desa”.
“Inspirasi Kampong Gelam datang karena sejak remaja sering tinggal di sini. Zaman dahulu banyak ahli kapal dari Jawa, Sumatera, Celebes, datang dan membuat kapal dari kayu gelam. Di sini juga menjadi lokasi Melayu, Bugis dan Arab untuk tinggal, berniaga dan berkembang. Terlihat dari campuran arsitektur peranakan, arsitektur cina, persia, dan sebagainya. Mural ini menampilkan sudut jalan yang mengarah ke Masjid Sultan,” katanya.
“Journey to Remember” karya TUTU
Bertajuk “Journey to Remember” TUTU merancang mural yang menggambarkan suasana sosial Singapura yang meriah, direpresentasikan dalam warna-warna berani dari suasana 'kehidupan malam', sebuah bangunan warisan ikonik di Tiong Bahru di mana banyak tempat berkumpul yang keren bisa ditemukan, dan juga kegembiraan dan tawa para penyuka sosialisasi (socializer).
“Dari pengalaman di Singapura, saya menggali potensi kehidupan sosial, seperti hangout, clubbing, dan ada keterhubungan sosial untuk menciptakan kolaborasi. Saya juga menggambarkan Potato Head Folk dan sekitarnya yang biasa buat tempat nongkrong setelah bekerja dan bersosialisasi,” kata TUTU.
“Room Within a Room” karya IRSKIY
Tema “Room Within a Room” oleh IRSKIY merupakan tampilan tiga dimensi yang memungkinkan pengunjung untuk merasakan secara visual berbagai elemen dari ‘kolektor’ seperti toko ritel, alam, teknologi, dan warisan, yang dilambangkan oleh karakter dan objek yang ada di karya mural.
“Sosok di mural digambarkan sebagai supermodel yang juga kolektor, penyuka fesyen, mobil, furniture yang dia beli di Singapura. Mural ini dibuat dari berbagai material, seperti kanvas, katun, kertas, ada lakban kertas yang saya lukis lalu ditempel seolah membuat ilusi ini dilukis. Unsur baju batik Pramugari Singapore Airlines jadi yang paling ikonik karena identik dengan perjalanan,” katanya.
"Inside the Concrete Jungle" karya TUYULOVEME
Sentuhan mural membawa warna-warna cerah dan bentuk yang keren untuk memanjakan mata, seolah sedang berjalan-jalan di kawasan seperti Kampong Gelam, Haji Lane, Arab Street, Bali Lane dan Little India. "Inside the Concrete Jungle" oleh TUYULOVEME mengajak para penjelajah (explorer) untuk membayangkan kembali petualangan menyusuri kawasan yang ramai di Singapura. Dia memiliki kedekatan yang kuat dengan Singapura karena telah menjadi anggota kolektif seni urban yang berbasis di Singapura, RSCLS, sejak 2014.
"Di dalam karya ini saya juga memasukkan unsur the national flower from Singapore, ada bentuk orchid. Inspirasi juga datang dari bentuk dari Gardens by the Bay. Mural ini Ini perpaduan cat akrilik dan spray paint, semua yang menjadi style saya berpadu dengan tema yang diberikan," ujarnya.
“Afternoon Tea at the Hawker Centre” karya SICOVECAS
SICOVECAS melalui karya mural “Afternoon Tea at the Hawker Centre” menggambarkan suasana tenang saat menikmati teh dan kopi di sore hari dan juga pusat jajanan yang mewakili Singapura di satu tempat.
"Di mural ini ada laksa, kare, sate, pastry puff, kaya toast, dan berbagai kuliner lainnya di Hawker Centre. Namun, bukan hanya makanan saja, ada love yang kita bagi bahwa tak perlu ke fancy restaurant tapi berkunjung ke sini pun menyenangkan.Saya memakai warna pastel ini sebagai ciri khas art saya," katanya.
Wisata virtual sambil menikmati kuliner khas Singapura
Kelima kamar tersebut berada di lorong dan lantai yang sama, yaitu di mezzanine. Harga untuk menginap di kamar khusus ini mulai dari Rp1 juta per malam. Harga tersebut sudah termasuk makan pagi dan satu kali makan siang atau makan malam dengan menu khas Singapura. Para tamu juga akan menerima suvenir bernuansa Singapura.
Selama menginap di kelima kamar itu, para tamu bisa mengikuti berbagai kelas dan program virtual. Mereka bisa belajar membuat moktail sederhana ala Singapura dalam kelas Virtual Mocktail Making oleh The Elephant Room, sebuah bar di Singapura. Tamu yang menyukai kegiatan meditasi bisa ikut kelas bersama We Barre, sedangkan bagi pecinta kegiatan wisata virtual atau virtual tour bisa memilih Art Walk ke delapan lokasi ikonik di Little India bersama Everyday Tour Company. Para tamu bisa membagikan pengalaman mereka di media sosial dengan menyertakan Instagram @VisitSingapore dan tagar #SingapoReimagineAtArtotel #SingapoReimagine #VisitSingapore.