Nilai Colosseum Roma Ditaksir Mencapai Rp1,1 Kuadriliun
Menyumbang sekitar US$1,4 miliar per tahun untuk PDB Italia.
Jakarta, FORTUNE - Colosseum selalu menjadi destinasi utama para wisatawan yang datang ke kota Roma di Italia. Bangunan bersejarah ini memiliki keunikan tersendiri bagi para turis yang tertarik dengan sejarah dan kebudayaan.
Bangunan peninggalan bangsa Romawi ini dibangun kurang dari 10 tahun, diawali pada masa pemerintah Vespasianus dan berakhir pada masa pemerintahan Titus. Colosseum juga dikenal dengan nama flavien amphithéâtre pada saat pemerintahan Flavia berkuasa.
Di dalamnya pengunjung bisa membayangkan betapa arena di dalamnya pernah dipadati sekitar 50.000 orang yang berjubel untuk berbagai acara, mulai dari pertempuran gladiator yang berdarah, hingga prosesi upacara mewah dan balap kereta.
Namun, pernahkah terlintas di pikiran Anda, berapa nilai peninggalan sejarah yang sudah ada sekitar 2000 tahun yang lalu ini?
Penelitian Deloitte berjudul "The value of an Iconic Asset" atau “Nilai dari aset ikonik” Colosseum ditaksir memiliki nilai aset sosial sekitar €77 miliar atau sekitar Rp1,1 kuadriliun. Angka tersebut tak hanya ditentukan dari kontribusi ekonomi kepada Roma, tapi melalui faktor-faktor seperti penjualan tiket, kehadiran pengunjung, dan kontribusi pendapatan dari wisatawan kepada bisnis lokal.
Nilai ekonomi dan sosial
Penelitian "The value of an Iconic Asset" yang digagas tim penasihat ekonomi Italia ini menelusuri nilai ekonomi dan sosial dari Colosseum. Deloitte melakukan survei terhadap orang Italia baik di Roma maupun di bagian lain negara itu, mengukur betapa pentingnya melestarikan dan melindungi Colosseum bagi bangsa.
Survei menemukan bahwa lebih dari 90 persen penduduk Italia percaya bahwa keberadaan monumen yang berkelanjutan itu penting dan harus dilestarikan “dalam keadaan apa pun,” bahkan jika itu berarti harus membayar sendiri untuk melakukannya.
Tak hanya itu, kepopuleran dan daya tarik arena gladiator ini di mata turis telah mengundang kunjungan yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian italia.
"Studi yang dilakukan menawarkan kontribusi penting terhadap kemampuan untuk mengukur nilai Colosseum dalam hal ekonomi dan sosial," ujar Fabio Pompei, CEO Deloitte Central Mediterranean, dilansir dari Fortune.com, Rabu (3/8).
Colosseum yang telah berdiri dari tahun 80 sebelum masehi ini menarik kunjungan tujuh juta orang dari seluruh dunia tiap tahunnya, sebelum pandemi Covid-19. Colosseum menyumbang sekitar €1,39 miliar (sekitar US$1,4 miliar) per tahun untuk PDB Italia dari pariwisata dan kegiatan terkait. Selain itu, mempekerjakan sekitar 42.700 staf penuh waktu, menurut laporan Deloitte.
“Selain manfaat langsungnya, Colosseum menghasilkan nilai guna tidak langsung, yaitu nilai tak berwujud yang terkait dengan kenikmatan kedekatan dan pemandangan semata dari sebuah karya ikonik yang unik dan megah, yang disebut nilai hedonis, sebagaimana dibuktikan oleh harga unit bangunan di dekat lokasi,” ujar Head of valuation Deloitte Central Mediterranean Marco Vulpiani.
“Berdasarkan transaksi yang diamati di pasar real estate di sekitar aset dan melalui pembangunan model ekonomi khusus, kami telah memperkirakan bahwa nilai tidak langsung dalam penggunaan Colosseum , diperkirakan dengan metode harga hedonis, sama dengan lebih dari €400 juta," katanya, menambahkan.
Penelitian ini pertama dipublikasikan Deloitte dalam acara "The value of an Iconic Asset" pada 25 Juli 2022, sebagai usaha dari pengembangan kesenian dan warisan kebudayaan. Diharapkan situs warisan budaya Italia ini dapat menggenjot perekonomian negara dalam waktu yang mendatang.
"Melalui kesaksian para eksponen otoritatif dunia institusi, budaya dan dunia akademik, hasil dianalisis untuk menunjukkan pentingnya menghubungkan nilai ekonomi yang dapat diandalkan demi karya seni dan warisan budaya dan meningkatkan semua jadi lebih baik. Warisan seni dan budaya melalui penciptaan manfaat ekonomi langsung yang signifikan dapat diperoleh dari aset-aset ini," ujar Marco.