Permintaan Cina Anjlok, Ekspor Jam Tangan Swiss Turun 12,4 Persen
Jam tangan mahal terdampak dan karyawan terancam PHK.
Jakarta, FORTUNE - Ekspor jam tangan Swiss turun drastis pada September 2024 seiring menyusutnya pengiriman ke Cina mencapai hampir 50 persen. Hal ini menambah tekanan pada sektor barang mewah Swiss yang sudah menghadapi tantangan serius.
Menurut laporan dari Federation of the Swiss Watch Industry atau Federasi Industri Jam Tangan Swiss pada Kamis (17/10), ekspor jam tangan dan gerakan jam Swiss turun 12,4 persen secara total, dengan nilai 1,9 miliar franc Swiss atau setara US$2,9 miliar. Penurunan terbesar terjadi pada impor dari Cina hampir separuh dari volume normal.
Federasi menyebutkan bahwa situasi ini memperlihatkan tantangan signifikan bagi para produsen jam Swiss. Konsumen di seluruh dunia mulai mengurangi pembelian produk mewah setelah lonjakan yang terjadi pasca-pandemi.
"Penurunan ini didorong oleh lemahnya penjualan di Asia, dengan Cina daratan dan Hong Kong menyumbang dua pertiga dari penurunan ekspor bulanan," ungkap pernyataan federasi, melansir Bloomberg (21/10).
Sepanjang sembilan bulan pertama 2024, ekspor jam tangan Swiss turun 2,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Jam tangan mahal ikut terkena dampak
Jam Tangan Mewah dengan harga grosir di atas 3.000 franc juga menunjukkan penurunan selama bulan September, dengan ekspor anjlok sebesar 7,3 persen.
Meski sebelumnya jam tangan mahal sempat menunjukkan ketahanan di tengah melemahnya penjualan model yang lebih terjangkau, kali ini penurunan signifikan tidak terhindarkan.
Jean-Philippe Bertschy, kepala riset ekuitas Swiss di Vontobel, mengatakan bahwa meskipun merek besar seperti Rolex dan Patek Philippe masih mencatatkan pertumbuhan penjualan, keseluruhan pasar tetap mengalami kontraksi. “Jika kita mengecualikan merek-merek tersebut, penurunan ekspor jam tangan Swiss akan jauh lebih signifikan,” ujarnya.
Federasi Industri Jam Tangan dan kelompok pekerja horologi sebelumnya telah memperingatkan adanya penurunan permintaan yang signifikan, yang berpotensi mengancam pekerjaan dan stabilitas merek-merek jam tangan Swiss. Mereka bahkan meminta Bank Nasional Swiss menurunkan nilai tukar franc yang terlalu kuat untuk meringankan beban ekspor.
Beberapa merek besar seperti Girard-Perregaux dan Ulysse Nardin, bagian dari Grup Sowind, telah memanfaatkan program kerja jangka pendek yang didukung pemerintah guna mengurangi jam kerja karyawan. Menurut CEO perusahaan tersebut, sekitar 15 persen pekerja mereka kini mengalami pengurangan jam kerja akibat menurunnya pesanan.
Para pemasok komponen seperti casing, dial, dan gelang jam tangan juga tengah berjuang menghadapi situasi sulit ini, bahkan banyak perusahaan memperpanjang liburan musim panas serta memberlakukan furlough atau pengurangan jam kerja bagi karyawan mereka