Jakarta, FORTUNE – PT Mandiri Sekuritas (Mandiri Sekuritas) memproyeksikan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia bakal mencapai 5,1 persen di 2024, sedikit lebih tinggi dibandingkan proyeksi pertumbuhan tahun lalu sebesar 5 persen. Pertumbuhan tersebut akan terdorong oleh sejumlah faktor seperti meningkatnya konsumsi rumah tangga dan terkendalinya inflasi.
Chief Economist Mandiri Sekuritas, Rangga Cipta mengatakan, Pemilihan Umum (Pemilu) yang akan diselenggarakan pada 14 Februari 2024 akan mendorong konsumsi. Namun, investasi berpotensi sedikit melambat karena menunggu hasil pemilu dan arah kebijakan di masa depan.
"Kami melihat Pemilu akan berdampak positif bagi ekonomi nasional terutama kenaikan pertumbuhan konsumsi rumah tangga. Namun demikian, beberapa hal seperti sikap dari para investor dalam menunggu hasil Pemilu dan volatilitas ekonomi global perlu diwaspadai," katanya di Jakarta, Senin (29/1).
Rangga menuturkan, tidak hanya di Indonesia, sejumlah negara yang memiliki hubungan dagang dengan RI juga akan mengadakan Pemilu tahun ini, seperti India, Amerika Serikat (AS) dan Eropa.
Stabilitas geopolitik ini menurutnya akan membawa pengaruh bagi Indonesia, terutama pada harga minyak dan nilai tukar. "Pemilu AS menjadi sangat penting karena akan mempengaruhi belanja fiskal di sana dan arah kebijakan AS akan pengaruhi ekspekstasi inflasi dan suku bunga," katanya.
Mandiri Sekuritas memproyeksikan inflasi tahun ini tetap stabil di kisaran 3,2 persen dan suku bunga Bank Indonesia (BI) turun sebesar 75 basis points (bps) ke 5,25 persen. Sedangkan nilai tukar Rupiah diperkirakan menguat rata-rata ke level Rp14.900 dan rekatif terjaga, meski masih dipengaruhi volatilitas ekonomi global di kuartal I 2024.
Proyeksi IHSG
Selain dari sisi makro, Mandiri Sekuritas memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (Ihsg) akan berada di level 7.640 di 2024.
Bank sentral di berbagai negara telah menaikkan tingkat suku bunga sebesar 250-525 bps dalam dua tahun terakhir, menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi global. Namun demikian, Indonesia yang termasuk dalam ASEAN-5 diproyeksikan masih tetap tumbuh secara resilien di tengah volatilitas global.
Head of Equity Analyst and Strategy Mandiri Sekuritas, Adrian Joezer, mengatakan di tengah pelemahan pertumbuhan laba bersih perusahaan karena kebijakan moneter yang ketat, potensi penurunan suku bunga akan menopang perbaikan pertumbuhan khususnya di semester II 2024.
"Dengan kondisi fundamental ekonomi, perbankan, dan perusahaan yang lebih baik dibandingkan dengan periode tightening sebelumnya, kami optimistis bahwa tightening exit Indonesia pada 2024-2025 akan lebih baik dan belum sepenuhnya terefleksikan di tingkat valuasi pasar saham saat ini di level 12-13x forward PE," kata Adrian di Jakarta.
Tingkat kemampuan perusahaan mengelola dana yang rendah dan ROIC-WACD spread yang berada di level tertinggi sejak 8-9 tahun terakhir, menurutnya akan membantu mempercepat pemulihan pertumbuhan setelah kebijakan tightening berakhir serta membantu menopang imbal hasil dividen yang tinggi ke depannya.
Dengan IHSG yang diproyeksikan mencapai 7.640 tahun ini. Beberapa sektor yang direkomendasikan di antaranya adalah perbankan, telekomunikasi dan tower, teknologi serta properti.