Didorong Bisnis Nikel, MDKA Kantongi Pendapatan US$1,67 Miliar

MDKA melaporkan kinerja hingga kuartal III-2024.

Didorong Bisnis Nikel, MDKA Kantongi Pendapatan US$1,67 Miliar
Ilustrasi; pertambangan milik - PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA). (Dok. Merdeka Copper)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • MDKA laporkan pendapatan konsolidasi US$1,67 miliar atau naik 43 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
  • Anak perusahaan MDKA, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), IPO pada April 2023 dan mengalami rugi periode berjalan sebesar US$67,02 juta.
  • Tambang SCM meningkatkan produksi nikel hingga 176 persen dan MDKA alokasikan belanja modal hingga kuartal III-2024 sebesar US$65 juta untuk proyek Pani.

Jakarta, FORTUNE - PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) melaporkan kinerja selama sembilan bulan pertama 2024 dengan membukukan pendapatan konsolidasi US$1,67 miliar atau meningkat 43 persen secara tahunan dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya.

Peningkatan tersebut didorong oleh bisnis Nikel yang berada di bawah kendali anak perusahaan MDKA, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), yang menggelar initial public offering (IPO) pada April 2023.

Pada laporan keuangannya per 30 September 2024, MDKA menunjukkan rugi periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$67,02 juta per kuartal III-2024, alias bengkak 181,9 persen dari posisi yang sama pada tahun lalu, yakni rugi US$23,77 juta.

“Fokus strategis Grup Merdeka dalam mengembangkan operasi nikel dan bisnis di segmen hilirisasi telah membuahkan hasil yang luar biasa dan menempatkan kami pada pertumbuhan berkelanjutan,” kata Presiden Direktur MDKA, Albert Saputro, dalam keterangannya, dikutip Kamis (19/12).

MDKA pun melaporkan operasionalisasi bisnis nikel yang mencakup peningkatan produksi di PT Sulawesi Cahaya Mineral (tambang SCM), serta produksi nikel berupa nikel pig iron (NPI) dan high grade nikel matte (“HGNM”).

Sepanjang sembilan bulan pertama 2024, tambang SCM menghasilkan 6,7 juta metrik ton basah/wet metric ton (wmt) limonit, meningkat 176 persen dibandingkan dengan sembilan bulan pertama 2023. Pada periode yang sama, tambang SCM memproduksi 1,9 juta wmt saprolit, atau meningkat 113 persen secara tahunan.

Sedangkan, smelter RKEF memproduksi 63.338 ton nikel NPI, dan fasilitas nikel matte memproduksi 38.422 ton nikel HGNM.

Pada kuartal III-2024, upaya optimalisasi dan mobilisasi kontraktor pertambangan baru mendukung peningkatan volume produksi bijih nikel yang signifikan. Produksi bijih limonit meningkat 130 persen, sedangkan produksi bijih saprolit meningkat 360 persen dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

Alokasi belanja modal MDKA

Selain itu, MDKA melaporkan alokasi belanja modal hingga kuartal III-2024 sebesar US$65 juta untuk Pani, dengan fokus pada pembangunan pabrik pengolahan, pengembangan infrastruktur tambang, serta pengeboran dan studi teknis yang sedang berlangsung.

Perkembangan proyek Pani mencapai 19 persen hingga akhir kuartal III-2024 dan telah mencapai 28 persen per akhir November 2024.

Commissioning operasi pelindian (heap leach) diperkirakan akan dilaksanakan pada akhir 2025, dan pengaliran bijih pertama direncanakan akan dimulai pada awal kuartal I-2026, diikuti dengan penuangan emas (gold pour) pertama tak lama setelah itu.

Pani memiliki sumber daya mineral sebesar 6,9 juta ounces emas dan diproyeksikan akan menghasilkan 500.000 ounces emas per tahun pada puncak produksinya.

Selain itu, MDKA menginvestasikan US$28 juta pada proyek TB Copper untuk eksplorasi lanjutan dan berbagai studi optimalisasi guna meningkatkan keekonomian proyek. Hal ini mencakup integrasi peningkatan sumber daya terindikasi sebesar 755 juta ton dengan kandungan 0,60 persen tembaga dan 0,66 g/t emas, yang menghasilkan cadangan bijih yang lebih besar pada kuartal I-2025, serta mengkaji opsi pemrosesan hilir.

TB Copper memiliki sumber daya mineral yang mengandung 8,2 juta ton tembaga dan 27,9 juta ounces emas dan diperkirakan akan menghasilkan sekitar 200.000 ton tembaga per tahun pada puncak produksinya.

MDKA juga mengalokasikan US$125 juta untuk pengembangan pabrik AIM yang dioperasikan oleh PT Merdeka Tsingshan Indonesia (MTI), anak perusahaan MBMA. Commissioning proyek ini menunjukkan kemajuan positif.

Pada kuartal III-2024, Train 1 mencatat hasil commissioning 77.555 ton asam sulfat, sedangkan Train 2 yang mulai commissioning sesuai jadwal pada September 2024 menghasilkan 5.119 ton asam sulfat.

Pembangunan pabrik katoda tembaga hampir selesai, dan commissioning beberapa bagian dan peralatan sedang berlangsung pada kuartal IV-2024.

Magazine

SEE MORE>
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024

Most Popular

Saingi Mobil Listrik Cina, Raksasa Jepang Honda dan Nissan Mau Merger?
“Juru Selamat” BCA pada 1998, Djohan Emir Mundur Dari Kursi Komisaris
10 Saham Batu Bara yang Bisa Dijadikan Investasi Menjanjikan
Alamtri (ADRO) Bagi Dividen Rp3,2 Triliun, Ini Jadwalnya!
Penantang Baru, Taksi Xanh SM Resmi Mengaspal di Jakarta
Pemasok Nike dan Adidas Bangun Pabrik di India Senilai Rp3 Triliun