Dana Capex dan Investasi Rp40 T, Ini Strategi Astra di 2023

Apa sektor yang ASII lirik untuk diinvestasikan di 2023?

Dana Capex dan Investasi Rp40 T, Ini Strategi Astra di 2023
ilustrasi astra group (dok.astra.co.id)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Astra International Tbk (ASII) telah menyerap belanja modal (capital expenditure atau capex) sebesar Rp6,7 triliun pada kuartal pertama 2023. Angka itu naik dari realisasi capex di periode serupa pada 2022, yang hanya sekitar Rp4 triliun.

Menurut Head of Corporate Investor Relations Astra International, Tira Ardianti, perseroan telah menganggarkan total belanja modal dan biaya investasi sebanyak Rp40 triliun untuk tahun ini. "Namun, sebetulnya capex-nya sendiri hanya sekitar Rp24 triliun sampai Rp25 triliun," kata Tira, dikutip Kamis (6/7).

Adapun, secara historis, belanja modal ASII pada 2022 mencapai sekitar Rp27 triliun. Sebelum pandemi, perseroan mengalokasikan belanja modal di kisaran Rp22 triliun sampai Rp25 triliun. "Sisanya untuk investasi, yang mana tentu akan tergantung dengan realisasi proyek yang sedang kami pelajari saat ini," imbuhnya lagi.

Rencana investasi Astra tahun ini

ilustrasi astra group (dok.astra.co.id)

Dengan cadangan dana untuk investasi sekitar Rp15 triliun, pada 2023 ini Astra International berpeluang menyalurkan investasi ke perusahaan di bidang consumer goods, transportasi dan logistik, kesehatan, infrastruktur, hingga energi baru terbarukan atau EBT. Contohnya, bidang elektrifikasi dan mobilitas.

"Kami investasi untuk memperkuat bisnis inti mulai dari bisnis otomotif dan infrastruktur."

Di sektor consumer goods, ASII masih mempelajari dan mengkaji peluangnya, sejalan dengan potensi pertumbuhan yang masih besar di masa depan. Menurut Tira, masing-masing subsektornya memiliki tren dan Astra akan mengeksplornya.

Pada intinya, perseroan akan meninjau potensi bisnis yang bisa bersinergi dengan bisnis yang sudah ada. Khususnya, bisnis yang berpeluang mencetak profit untuk jangka panjang, serta mendukung stabilitas arus kas.

Adapun, contoh realisasi investasi di luar bisnis inti Astra adalah Halodoc dan emiten Rumah Sakit Hermina. Itu berlandaskan pandangan positif perseroan terhadap peluang pertumbuhan sektor kesehatan ke depannya.

"Potensinya sangat baik, secara tingkat pendapatan terus meningkat kemudian kesadaran terhadap kesehatan juga naik, sedangkan pasokan masih terbatas," jelasnya.

Ada pula investasi terbaru ke bidang nikel melalui diversifikasi usaha PT United Tractors Tbk (UNTR). Juga akuisisi perusahaan pengelola Mandarin Oriental Hotal di bilangan Bundaran HI, Jakarta.

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

Emas Menguat Setelah Data Inflasi AS Lebih Rendah Dari Ekspektasi
TikTok Diblokir Mulai 19 Januari 2025, Pengguna AS Beralih
WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Openspace Himpun Dana US$165 Juta, Siap Perluas Investasi Startup
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers