Gunanusa Eramandiri (GUNA): Dari Bisnis Kecil Jadi Emiten

Saham GUNA mentok ARA di hari debut, Selasa (9/7).

Gunanusa Eramandiri (GUNA): Dari Bisnis Kecil Jadi Emiten
Pencatatan saham PT Gunanusa Eramandiri Tbk (GUNA), Selasa (9/7).
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjamin transisi pemerintahan berjalan mulus, dengan target pertumbuhan ekonomi dan program kerja Prabowo-Gibran sudah diakomodasi dalam RAPBN 2025.
  • PT Gunanusa Eramandiri Tbk (GUNA) debut di bursa dengan IPO yang oversubscribed 26,7 kali, mencatatkan penguatan harga hingga mentok level ARA.
  • GUNA membidik penjualan naik hampir 7 persen pada 2024, dan akan menggunakan dana hasil IPO sebagai modal kerja untuk membeli bahan baku kacang almond dan kacang tanah.

Jakarta, FORTUNE - “Kepada pasar [modal], tidak perlu khawatir,” demikian kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Selasa (9/7), di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Pernyataannya terkait dengan transisi pemerintahan, yang ia janjikan akan berjalan mulus. Target-target ihwal pertumbuhan ekonomi dan program kerja unggulan pemerintahan Prabowo–Gibran, disebut sudah diakomodasi dalam RAPBN 2025.

“Terkait dengan penyusunan RAPBN 2025, sudah berkonsultasi dengan Pak Prabowo [selaku presiden terpilih] dan akan dibacakan oleh Pak Presiden [Joko Widodo] pada 16 Agustus nanti,” ujarnya, lalu kembali menegaskan, “Jadi bursa tak perlu khawatir, gas pol saja. Bursa sudah net inflow [lagi], setelah kemarin sempat outflow.”

Kehadiran Airlangga di BEI tak hanya untuk itu, tapi juga mengikuti seremoni pencatatan saham perdana (IPO) PT Gunanusa Eramandiri Tbk (GUNA). Emiten consumer non-cyclicals yang erat dengan produk kacang itu terafiliasi dengan Tjokro Gunawan. Tjokro, yang disapa sebagai Gunawan oleh Airlangga, senyum sumringah menyaksikan aksi IPO ‘anak’ yang ia dirikan itu.

“Kacang itu orang kalau sudah makan tidak bungkusnya habis, orang tak akan berhenti. Ini yang luar biasa dari kacang. Temannya banyak. Sendiri pun dia bisa survive. Apalagi industri ini bahan bakunya rupiah dari petani kacang. Dan dari keterangan Pak Gunawan, 25 persen ekspor,” ujar Airlangga. “Jadi ini luar biasa.”

GUNA, yang IPO-nya mencatatkan oversubscribed 26,7 kali itu, debut di bursa dengan penguatan harga hingga mentok level ARA (auto reject atas). Kenaikannya mencapai 34,67 persen dari Rp150 ke Rp202. Adapun, Dalam IPO ini, GUNA memperoleh pooling sebesar 13.37 miliar saham dari target sebanyak 500 juta saham baru atau setara maksimal 20 persen saham untuk publik. Dengan harga penawaran Rp150 per saham, perseroan mengantongi dana IPO Rp75 miliar. 

Namun, IPO lebih dari sekadar harga saham di hari perdagangan perdana. Setidaknya, bagi GUNA. Diawali sebagai bisnis kecil keluarga, GUNA ingin mengoptimalkan peluang pasar yang bertumbuh cepat, dengan menjadi perusahaan publik. Sesuai dengan jargon dari Direktur Perdagangan dan Pengaturan Bursa Irvan Susandy di seremoni IPO GUNA, “Jangan menunggu besar untuk masuk bursa, tapi jadilah besar dengan itu.”

Direktur Utama GUNA, Ivan Cokro Saputra mengatakan, “Kami ingin secara konsisten memaksimalkan layanan dalam bidang manufaktur dan perdagangan produk makanan serta kacang-kacangan di Indonesia, mengingat kami salah satu leading company di industri tersebut di dalam negeri dan Asia Tenggara.”

Pada 2024, GUNA membidik penjualan naik hampir 7 persen dari sekitar Rp1,4 triliun setahun sebelumnya. Sementara dari segi laba, perseroan memproyeksikan pertumbuhan 11 persen.

Guna meraih target itu, dana hasil IPO akan perseroan gunakan seluruhnya sebagai modal kerja. Termasuk untuk membiayai kebutuhan operasional, seperti membeli bahan baku kacang almond dan kacang tanah. Mengapa demikian? Menurut Ivan, itu karena panen raya kacang almond hanya terjadi setahun sekali, yakni pada Agustus–Oktober. Di periode itu, komoditas tersebut mencapai harga terendah. Kacang tanah juga, panen rayanya hanya terjadi dua kali dalam setahun (Februari dan September–Oktober).

“Karena itu, aksi korporasi yang kami lakukan ini bertujuan untuk melakukan pembelian bahan baku itu sebanyak-banyaknya untuk persediaan, dengan harga yang murah, karena kebutuhan membeli ini sangat penting untuk memenuhi permintaan pelanggan,” jelas Ivan.

GUNA juga tak bergerak sendiri. Mereka bermitra dengan berbagai pemain di industri makanan-minuman serta horeka dan bakery. Sejumlah partnernya, yakni: PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Perusahaan Industri Ceres (Delfi Group), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICPB), dan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI).

“Perseroan juga memproduksi snack almond dan kacang tanah yang dipasarkan menggunakan merk mitra bisnis. Contoh, kami bermitra dengan Indomaret untuk produk Almond dan kacang kulit kemasan Indomaret,” ujar Ivan.

Magazine

SEE MORE>
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024

IDN Channels

Most Popular

Daftar Saham Afiliasi Para Calon Menteri dalam Pemerintahan Prabowo
Ini Biaya dan Perbandingan Franchise Alfamart dan Indomaret
BI Masih Cermati Ruang Penurunan Suku Bunga Acuan
BI: Biaya Transaksi QRIS Gratis hingga Rp500 Ribu per 1 Desember 2024
Ini 3 Waktu Terbaik untuk Memulai Investasi Emas
Investor Asal Korsel dan Cina Bakal ke Indonesia Bawa Dana Jumbo