Butuh Waktu Setahun, IPO Emiten GOLF Cucu Soeharto Rampung
Selanjutnya, GOLF akan bangun hotel bintang 6-vila di Bali.
Fortune Recap
- Putra Tommy Soeharto, Darma Mangkuluhur Hutomo, hadir di Main Hall BEI untuk pencatatan saham perdana PT Intra Golflink Resorts Tbk (GOLF).
- Saham GOLF melejit 35 persen di debut perdagangan, dengan volume transaksi mencapai 837 juta saham dan nilai final emisi IPO jauh dari target awal.
- GOLF akan membangun hotel bintang 6 Luxury Boutique Hotel dan New Kuta Golf Villa di Bali dengan dana IPO senilai hampir Rp341,37 miliar.
Jakarta, FORTUNE - Putra pertama Tommy Soeharto, Darma Mangkuluhur Hutomo, hadir di Main Hall Bursa Efek Indonesia, Senin (8/7), dalam rangka seremoni pencatatan saham perdana PT Intra Golflink Resorts Tbk (GOLF).
Itu menjadi momentum penting baginya, direksi GOLF, serta tim underwriter, setelah mempersiapkan rangkaian aksi korporasi itu sekitar setahun lamanya.
"Terima kasih atas kerja keras semua pihak terkait, sleepless night-nya, akhirnya tujuan kami untuk IPO tercapai, dan sukses," katanya di Konferensi Pers Pencatatan Saham GOLF di BEI.
Di awal debut perdagangan, saham GOLF melejit 35 persen ke Rp270, dari harga penawaran final Rp200 per saham. Hingga akhir sesi I pun, harga GOLF terpantau masih menguat 26,00 persen ke Rp252.
Dikutip dari IDX Mobile, volume transaksi GOLF pun mencapai 837 juta saham, dengan transaksi Rp207 miliar, dan frekuensi transaksi 69.000 kali.
Namun, nilai final emisi IPO GOLF, yakni Rp390 miliar, jauh dari yang dibidik perseroan pada rencana awal IPO, yaitu Rp713 miliar. Itu karena harga final penawaran yang ditetapkan hanyalah Rp200. Angka itu adalah batas bawah dari harga indikatif sebelum masa penawaran awal (bookbuilding), yaitu di rentang Rp200-230 per saham, sesuai pengumuman GOLF pada konferensi pers terbatas di Jakarta (19/6).
Lantas, setelah resmi tercatat sebagai emiten ke-30 di BEI, bagaimana rencana bisnis GOLF ke depan?
“Setelah IPO, kami akan ekspansi secara agresif untuk pengembangan infrastruktur dan ekosistem di sektor golf tourism. Harapannya, GOLF bisa menjadi pionir dan destinasi wisata golf utama pilihan para wisatawan, baik lokal maupun asing," kata Darma.
Pembangunan hotel bintang 6 di Bali
Intra Golflink Resorts bakal membangun hotel bintang 6 Luxury Boutique Hotel dan New Kuta Golf Villa di Bali. Direktur Utama GOLF, Dwi Febri Astuti mengatakan, perseroan menganggarkan belanja modal sampai dengan Rp550 miliar untuk proyek hotel itu. Yang mana, sebagian di antaranya berasal dari dana IPO.
"Selain dari IPO, kami juga akan menggunakan ekuitas sendiri dan sumber finansial lainnya," kata Febri dalam kesempatan yang sama.
Adapun, berdasarkan prospektus final, GOLF mengalokasikan dana IPO senilai hampir Rp341,37 miliar (87,53 persen) sebagai setoran modal kepada entitas anaknya, PT New Kuta Golf and Ocean View (NKG). NKG akan memakai sekitar Rp229,81 miliar (67,32 persen) dari dana itu untuk belanja modal berupa pembangunan hotel di Kawasan Pecatu Indah Resort, Jimbaran, Bali itu.
Febri mengungkap, saat ini GOLF tengah mengurus perizinan lebih lanjut dari proyek itu. Per 18 Maret 2024 lalu, perseroan sudah mengantongi SPPL kegiatan usaha hotel bintang.
Secara garis besar, berikut ini perkiraan jadwal pembangunan hotel GOLF beserta penyelesaian tiap tahapannya, dilansir dari prospektus final IPO-nya:
1. Perencanaan dan desain
- Dimulai: Januari 2024.
- Selesai: Januari 2025.
2. Perizinan
- KKKPR: dimulai dan selesai Maret 2024.
- Persetujuan lingkungan: dimulai Mei 2024, selesai November 2024.
- Persetujuan Bangunan Gedung: dimulai November 2024, selesai Januari 2025.
3. Pembangunan konstruksi fisik
- Dimulai: Januari 2025.
- Selesai: Juni 2026.
4. Sertifikat Laik Fungsi
- Dimulai: Juni 2026.
- Selesai: Agustus 2026.
Lebih lanjut, NKG pun mengalokasikan sekitar Rp38,30 miliar untuk belanja modal berupa pembelian lahan seluas 11.332 meter di depan Luxury Boutique Hotel. Ditambah dengan alokasi senilai Rp12,46 miliar untuk pembangunan New Kuta Golf Villa dan fasilitas pendukungnya. Dalam jadwal, GOLF memproyeksikan vila itu akan mendapatkan sertifikat laik fungsi pada Juli 2026.
Kemudian, sekitar Rp18,23 miliar akan NKG gunakan sebagai modal kerja, seperti biaya pemasaran, perawatan lapangan, dan operasional lain yang mendukung kegiatan usaha NKG.
Selain untuk NKG, GOLF juga menyalurkan dana IPO kepada entitas anak usaha lainnya, yakni PT Sentul Golf Utama (SGU). Nilainya berjumlah Rp20,83 miliar (5,34 persen dari nilai emisi IPO). Lalu, sisa dana IPO sebesar Rp27,81 miliar (7,13 persen dari nilai IPO) akan GOLF gunakan sebagai biaya operasional.
Adapun, saat ini luas lahan yang dimiliki NKG mencapai 85 hektare (Ha) dan 95 Ha milik SGU. Selain itu, melalui kepemilikan 48,07 persen saham di PT Belitung Golf and Resorts (BGR), GOLF turut mengelola Black Rocks Hotel & Golf Club di Belitung yang memiliki luas lahan 73 Ha.
“Kami berharap, pengembangan fasilitas ekosistem olahraga dan hiburan di sekitar area golf bisa mendongkrak pendapatan berulang (recurring income) GOLF, sehingga laba perseroan juga bisa terus tumbuh positif," jelas Febri.
Sepanjang 2023, pendapatan GOLF naik signifikan, yakni mencapai 59 persen (YoY) dari Rp111,63 miliar menjadi Rp177,58 miliar. Hal ini membuat laba bersih perseroan melonjak hingga 136 persen (YoY) pada tahun lalu menjadi Rp60,18 miliar. Pada 2024 ini, GOLF menargetkan pertumbuhan EBITDA setidaknya 20 persen (YoY).