Nilai Dana IPO Indonesia di Paruh I 2024 Turun, Ini Sebabnya

Apa yang menyebabkan dana IPO Indonesia turun di paruh I-24?

Nilai Dana IPO Indonesia di Paruh I 2024 Turun, Ini Sebabnya
Ilustrasi IPO. (Flickr)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Total penghimpunan dana melalui IPO di Indonesia turun -22,14% YoY dibandingkan dengan periode serupa pada 2023
  • Penurunan jumlah IPO dan nilai dana terhimpunnya di dunia disebabkan oleh melemahnya nilai emisi IPO di kawasan Asia Pasifik atau negara berkembang
  • Penyebab pelemahan sentimen pasar IPO antara lain kenaikan tingkat suku bunga, periode pemilu, pelemahan ekonomi wilayah, dan risiko geopolitik

Jakarta, FORTUNE - Total penghimpunan dana melalui IPO saham di Indonesia selama paruh pertama 2024 menurun -22,14 persen (YoY) dibandingkan periode serupa pada 2023. Mengapa demikian?

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per 28 Juni 2024 menyebut, penghimpunan dana IPO di enam bulan pertama ini membukukan total emisi Rp120 triliun, lebih rendah dari Rp154,13 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Hal itu sejalan dengan temuan Deloitte dalam Southeast Asia Mid-Year IPO Snapshot 2024. "Indonesia, yang memuncaki peringkat IPO ASEAN pada 2023, mengalami penurunan [IPO] signifikan pada semester I 2024, seiring dengan sikap wait-and-see investor dan calon emiten karena adanya pemilu di Februari 2024 dan antisipasi terhadap kebijakan ekonomi baru," demikian laporan Deloitte, dikutip Rabu (10/7).

Dari segi jumlah IPO, baru ada 25 emiten yang mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) per akhir Juni 2024. Angka itu menurun dari periode yang sama pada 2023, dengan 44 emiten baru.

Begitu pula dengan kapitalisasi pasar yang terkoreksi senilai 92,18 persen (YoY) dari US$15,66 miliar pada paruh pertama 2023, menjadi US$1,23 miliar pada paruh pertama 2024.

Adapun, pada 2024 ini, OJK menargetkan penghimpunan dana di pasar modal senilai Rp200 triliun. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon (PMDK), Inarno Djajadi yakin target itu akan tercapai.

Menurut Inarno, masih ada 79 emiten yang mengantre di pipeline pencatatan saham di pasar modal. Nilai indikatifnya berjumlah Rp11,08 triliun.

Penyebab IPO di semester I 2024 lebih rendah dari 2023

Direktur Pengembangan Bursa BEI, Jeffrey Hendrik berharap agar kondisi pasar IPO membaik di semester II 2024.

Ihwal paruh I 2024, ia mengutip data EY, yang menyebutkan terjadinya penurunan jumlah IPO dan nilai dana terhimpunnya, masing-masing -12 persen dan -16 persen (YoY), di dunia. Penyebab utamanya adalah melemahnya nilai emisi IPO di kawasan Asia Pasifik atau negara berkembang, yang tergerus -73 persen (YoY).

Ada sejumlah penyebab di balik pelemahan sentimen pasar IPO, yakni:

  • Kenaikan tingkat suku bunga

"Hal ini menyebabkan turunnya likuiditas di pasar keuangan global," kata Jeffrey.

  • Wait-and-see periode pemilu

Jeffrey menyebutkan, ada lebih dari 60 negara memilih presiden baru pada tahun ini.

  • Pelemahan ekonomi wilayah, termasuk Cina dan Hong Kong
  • Risiko geopolitik yang mempengaruhi kenaikan volatilitas ekonomi dunia

10 IPO terbesar Asia Tenggara di semester I 2024

Deloitte juga merangkum 10 IPO terbesar di Asia Tenggara selama paruh I 2024 berdasarkan nilai emisinya, yakni:

  • Thai Credit Bank Public Company Limited (Thailand)
  • OceanaGold (Phillipines), Inc (Filipina)
  • Alpha IVF Group Berhad (Malaysia)
  • Prolintas Infra Business Trust (Malaysia)
  • Citicore Renewable Energy Corporation (Filipina)
  • Neo Corporate Public Company Limited (Thailand)
  • PT Ancara Logistics Indonesia Tbk (Indonesia)
  • Feytech Holdings Berhad (Malaysia)
  • DNSE Securities Join Stock Company (Vietnam)
  • Keyfield International Berhad (Malaysia)

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024