UBC Medical Indonesia (LABS) IPO, Ini Target di 2024
Saham LABS ARA di sesi I perdagangan Rabu (10/7).
Fortune Recap
- Saham PT UBC Medical Indonesia Tbk (LABS) melonjak 34,31% pada debut perdagangan, mencapai level ARA.
- LABS mencatatkan kelebihan permintaan lebih dari 250 kali saat penawaran umum, dengan total investor 31.275.
- LABS menargetkan pendapatan Rp300 miliar pada 2024 dengan fokus pada alat kesehatan diagnostic in-vitro dan optimistis terhadap pertumbuhan pasar alat kesehatan Indonesia.
Jakarta, FORTUNE - Saham emiten distributor alat kesehatan, PT UBC Medical Indonesia Tbk (LABS), melejit ke level ARA (auto reject atas) di hari debut perdagangan, Rabu (10/7).
Pada sesi I perdagangan, saham LABS melesat 34,31 persen dari harga penawaran final (Rp102) menjadi Rp137 per saham. Total volume transaksinya mencapai 12,5 juta saham pada pukul 10.32 WIB. Sementara itu, nilai transaksinya berjumlah Rp1,71 miliar, dengan frekuensi transaksi 4.410 kali, dikutip dari IDX Mobile.
Pada saat penawaran umum, LABS mencatatkan kelebihan permintaan atau oversubscribed lebih dari 250 kali, dengan total investor 31.275.
"Dengan melantai di bursa, maka struktur permodalan kami akan semakin kuat dan [mendukung] rencana kami melakukan ekspansi bisnis," kata Direktur Utama LABS, FX Yoshua Raintjung di Gedung BEI. "Kinerja perusahaan sampai Desember 2023 masih mencatatkan pertmbuhan pendapatan yang positif."
Dengan harga penawaran, perseroan mengantongi dana senilai Rp71,4 miliar. Seluruh dana itu akan perseroan gunakan sebagai modal kerja guna menyokong kegiatan operasional dan pengembangan bisnis. Itu termasuk untuk membeli bahan baku produksi, biaya pemasaran, biaya penjualan, dan biaya operasional lainnya.
Misal, ihwal bahan baku, anak usaha perseroan yang menghasilkan alat PCR dalam negeri, akan memanfaatkan dana IPO untuk pengadaan bahan bakunya dalam rencana modal kerja.
Target bisnis LABS di 2024
Pada 2024 ini, LABS membidik pendapatan sebesar Rp300 miliar, melesat sekitar 120 persen dari pencapaian pada 2023, yakni senilai Rp136,7 miliar. Untuk merealisasikan target itu, perseroan akan memaksimalkan penjualan produk yang sudah ada. Ditambah dengan pengembangan lanjutan.
Adapun, saat ini LABS berfokus pada penyediaan alat Kesehatan diagnostic in-vitro (instrumen) dan consumables/reagen, yang merupakan solusi untuk mendeteksi penyakit menular dan kelainan bawaan. Tak hanya itu, perseroan saat ini ditunjuk sebagai distributor dari principal principal yang merupakan produsen bioteknologi dari sejumlah negara maju, di antaranya: Amerika Serikat, Jepang, dan Cina.
Dengan prospek pertumbuhan pasar alat kesehatan Indonesia, dari US$3,5 miliar (2021) menjadi US$6,5 miliar (2026), LABS optimistis dengan kans peningkatan kebutuhan produknya ke depan. "Terutama pasca-covid 19, pemerintah mulai akan memfokuskan anggaran kesehatannya pada program yang sifatnya promotif dan preventif guna mencapai target Indonesia Emas 2045," kata Yoshua.