Jakarta, FORTUNE - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk atau SIG akan membagikan Dividen tunai tahun buku 2023 pada 5 Juni 2024. Nilai dividennya adalah Rp84,72 per saham.
Secara menyeluruh, total nilai dividen berjumlah Rp572,04 miliar. Sekretaris Perusahaan SIG, Vita Mahreyni mengatakan, RUPS menetapkan penggunaan laba bersih 2023 sebesar Rp2,17 triliun untuk:
- Pembayaran dividen tunai sebesar Rp572,04 miliar (26,36 persen). Secara detail, dividen SIG untuk negara senilai Rp292,88 miliar atas kepemilikan saham 51,20 persen. Sementara dividen tunai untuk pemegang saham SMGR lainnya berjumlah Rp279,16 miliar.
- Dicadangkan sebesar Rp1,59 triliun (73,64 persen).
Bagaimana dengan jadwal pembayaran dividen SIG? Berikut ini perinciannya, sebagaimana dilansir dari keterbukaan informasi perseroan.
1. Akhir periode perdagangan saham dengan hak dividen (cum dividen):
- Pasar Reguler dan Negosiasi: 15 Mei 2024.
- Pasar Tunai: 17 Mei 2024.
2. Awal periode perdagangan saham tanpa hak dividen (ex dividen):
- Pasar Reguler dan Negosiasi: 16 Mei 2024.
- Pasar Tunai: 20 Mei 2024.
3. Daftar pemegang saham yang berhak dividen atau recording date: 17 Mei 2024.
4. Pembayaran dividen tunai: 5 Juni 2024.
Kinerja SIG 2023 yang jadi landasan pembagian dividen
Adapun, pada 2023, SIG mencatatkan laba bersih senilai Rp2,17 triliun. Angka itu tertekan 8,22 persen (YoY) dari laba bersih perseroan pada 2022, yakni Rp2,36 triliun.
Padahal, pendapatan SIG naik 6,26 persen (YoY) menjadi Rp38,65 triliun pada 2023, dari Rp36,37 triliun pada 2022. Itu berkat penjualan semen kepada pihak berelasi ataupun pihak ketiga yang sama-sama bertumbuh.
Selain itu, penjualan terak juga turut menjadi katalis di balik pertumbuhan pendapatan SIG pada 2023, yakni sebesar Rp3,27 triliun, naik dari Rp2,46 triliun pada 2022.
Penjualan beton pun meningkat dari Rp1,67 triliun menjadi Rp1,82 triliun. Begitu juga dengan penjualan bahan bangunan non-semen yang meningkat dari Rp576 miliar menjadi Rp734 miliar.
Sementara itu, pendapatan dari penyewaan tanah meroket menjadi Rp115 miliar, dari Rp50,74 miliar. Sementara itu, segmen lain-lain membukukan pendapatan Rp816 miliar, tumbuh dari Rp564 miliar.
Di sisi lain, pendapatan SIG dari penjualan kantong semen kepada pihak ketiga tergerus menjadi Rp40 miliar, dari sebelumnya Rp40 miliar. Begitu juga penjualan beton jadi dan siap pakai ke pihak berelasi, yang terpangkas menjadi Rp129 miliar, dari Rp172 miliar.
Yang membuat laba bersih SIG tertekan, salah satunya: kenaikan beban pokok pendapatan dari Rp25,70 triliun menjadi Rp28,47 triliun pada 2023.