PTBA Bagi Dividen Rp4,57 Triliun atau 75 Persen dari Laba 2023
Dividend per share PTBA capai Rp397,49.
Fortune Recap
- RUPS PT Bukit Asam Tbk membagikan dividen sebesar Rp4,57 triliun, setara 75% dari laba bersih 2023.
- DPS PTBA mencapai Rp397,49 per saham dengan jumlah 11,52 miliar saham beredar.
- PTBA mengalami penurunan pendapatan dan lonjakan beban sehingga laba bersih anjlok menjadi Rp6,10 triliun pada 2023.
Jakarta, FORTUNE - Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Bukit Asam Tbk (PTBA) memutuskan untuk membagikan Dividen sebesar Rp4,57 triliun. Jumlah tersebut setara 75 persen dari laba bersih 2023 yang sebesar Rp6,10 triliun (dividend payout ratio). Sisa Rp1,52 triliun dicatat sebagai saldo laba ditahan.
Dus, dengan jumlah 11,52 miliar saham beredar, dividend per share (DPS) PTBA mencapai Rp397,49 per saham. Adapun pembayaran dividen harus telah diterima oleh para pemegang saham dalam jangka waktu paling lambat 30 hari sejak tanggal keputusan RUPS mengenai dividen diputuskan.
"Memberikan wewenang dan kuasa kepada direksi perseroan dengan hak substitusi untuk mengatur lebih lanjut tata cara pembagian dividen sesuai dengan pengaturan perundangan yang berlaku," demikian bunyi salah satu putusan RUPS tersebut, Rabu (8/5).
Menjelang RUPS PTBA pada pukul 13.00 WIB hari ini, saham BUMN pertambangan batu bara tersebut menguat 2,34 persen ke Rp2.950 pada akhir perdagangan sesi I.
Jika mengacu harga saham PTBA dalam perdagangan sesi II hari ini—Rp2.930 per saham—maka indikasi dividend yield adalah 13,6 persen.
Laba bersih PTBA pada 2023 anjlok 51,42 persen menjadi Rp6,10 triliun dibandingkan dengan torehan tahun sebelumnya yang sebesar Rp12,56 triliun seiring dengan menurunnya penjualan batu bara dan lonjakan beban.
Laporan keuangan perseroan menunjukkan pada 2023 PTBA membukukan pendapatan Rp34,48 triliun. Capaian ini turun 9,75 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp42,64 triliun.
Bila diperinci, pendapatan dari penjualan batu bara perseroan, baik dari pihak berelasi maupun pihak ketiga, turun menjadi Rp38,48 triliun dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar Rp42,64 triliun. Begitu pun dengan pendapatan dari aktivitas lainnya yang mencapai Rp516 miliar, turun dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp549 miliar.
Pendapatan aktivitas lainnya ini terdiri dari bisnis non-tambang, seperti penjualan listrik, briket, minyak sawit mentah dan inti sawit, jasa kesehatan rumah sakit, dan jasa sewa. Selain dari penurunan pendapatan, tekanan kinerja PTBA juga disebabkan oleh melonjaknya sejumlah komponen beban.
Pada 2023, PTBA mencatatkan beban pokok pendapatan Rp29,33 triliun, lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp24,68 triliun. Kenaikan ini disebabkan oleh sejumlah faktor seperti kenaikan jasa penambangan, jasa angkutan, hingga pembayaran royalti kepada pemerintah.
Akibatnya, laba kotor perseroan turun menjadi Rp9,15 triliun dari yang sebelumnya Rp17,96 triliun diikuti oleh penurunan laba usaha menjadi Rp7,20 triliun serta laba bersih menjadi Rp6,10 triliun sepanjang 2023.