Mengenal Metode Scalping Dalam Perdagangan Saham
Scalping itu sederhana, tapi tak bisa dilakukan sembarangan.
Jakarta, FORTUNE – Dalam perdagangan di pasar saham, investor kerap mengharapkan bisa memperoleh keuntungan dalam waktu relatif singkat. Salah satu teknik yang digunakan untuk mencapai hasil bagi seorang trader dalam perdagangan saham adalah scalping.
Berbeda dengan investasi saham, trading biasanya dilakukan dengan cara membeli sejumlah saham dan menjualnya ketika sudah terdapat selisih harga. Oleh sebab itu, seorang trader harus memiliki strategi dan analisis tajam untuk mendapatkan keuntungan yang optimal.
Teknik scalping terbilang sederhana, meski harus dilakukan berhati-hati agar investor bisa memperoleh keuntungan. Fortune Indonesia coba mengulas teknik scalping dan merangkumnya dari berbagai sumber.
Pengertian metode scalping
Mengutip Investopedia, teknik scalping adalah strategi perdagangan yang diarahkan untuk mendapatkan keuntungan dari perubahan harga kecil pada harga saham. Trader yang menerapkan strategi ini biasanya menempatkan puluhan hingga ratusan perdagangan saham dalam satu hari, sehingga pergerakan kecil saja akan mendatangkan keuntungan besar karena datang dari banyak perdagangan.
Scalping menggunakan ukuran posisi saham harian yang lebih besar untuk keuntungan harga yang lebih kecil dalam periode waktu penahanan terkecil. Melalui metode ini, trader mampu mendapatkan profit saat ada perubahan atau selisih dari harga pembelian dan langsung menjualnya. Secara sederhana, teknik scalping memprioritaskan penjualan saham dengan volume tinggi dan keuntungan yang kecil.
Meski terkesan sederhana, namun teknik scalping bukanlah metode yang mudah untuk dilakukan. Hal ini disebabkan karena teknik ini membutuhkan kemampuan seorang trader untuk mengambil keputusan cepat, konstan dalam pemantauan pergerakan saham, serta perhitungan yang matang dalam waktu singkat.
Indikator yang bisa digunakan
Salah satu kemampuan yang harus dimiliki dalam menjalani teknik scalping adalah pemantauan. Dengan demikian, seorang trader perlu memiliki indikator tertentu yang menjadi landasan pembuatan keputusan baik untuk membeli serta menjual saham di saat yang tepat. Berikut ini adalah beberapa indikator scalping yang diperhatikan:
- Moving average
Indikator ini fokus pada pergerakan saham. Biasanya, dalam aplikasi trading, indikator ini sudah disediakan untuk menjadi acuan. Secara umum, kita hanya perlu menentukan time frame saat melakukan trading, lalu menempatkan sejumlah garis kombinasi yang jadi indikator. Jangan lupa untuk menguji lebih dulu garis kombinasi tersebut, sebelum mengaplikasikannya secara nyata.
Kombinasi tersebut dapat mengidentifikasi tren yang jadi dasar kapan trader harus melakukan pembelian atau penjualan. Dengan pengujian moving average, kita juga dapat memperkirakan kapan tren tersebut akan mengalami perubahan arah. - Bollinger Bands
Bollinger bands memiliki time frame rendah serta dan cukup banyak digunakan oleh trader saham ataupun forex. Penerapan indikator ini bisa menggunakan deviation 2 dan period 12. Saat harganya mencapai lower band, trader biasanya akan langsung ambil posisi untuk membeli dan melakukan sebaliknya saat nilainya mencapai upper band.
Meskipun efektif pada lingkup pasar sideways atau ranging, indikator ini bisa menyebabkan kerugian jika dipakai saat harga sedang trending. Hal tersebut membuat Bollinger bands sering kali sulit memindai tembusan dari band sehingga berpengaruh pada posisi yang bakal diambil. - Stochastic
Indikator ini digunakan dengan mengukur hubungan antara harga penutupan suatu penerbitan dan kisaran harganya selama periode waktu yang telah ditentukan. Premis indikator stochastic adalah ketika tren saham naik, harga penutupannya cenderung diperdagangkan pada kisaran high-end hari itu.
Biasanya, scalper hanya akan menggunakan stochastic untuk melengkapi penggunaan indikator lain yang tergabung pada suatu sistem. Namun, secara akurasi, penghitungan ini memiliki rekam jejak yang baik dan cukup mudah untuk bisa dimengerti.
Hal untuk diingat
Sebagai bagian dari aktivitas trading dalam dunia saham, metode scalping butuh analisis teknikal yang baik. Mengutip, cermati.com ada beberapa hal yang perlu diingat oleh seorang trader dalam menerapkan strategi scalping dalam aktivitas perdagangan saham.
- Menguasai seni eksekusi order dengan efisien
Seorang scalper, perlu menghitung dengan detail, berapa biaya yang dikeluarkan dalam sebuah perdagangan saham, kemudian hal ini juga harus dilengkapi oleh pemahaman matang tentang fluktuasi tren sekaligus momentumnya, ditambah dengan pemahaman mendalam tentang analisis teknikal trading harian. Semua hal ini adalah bagian dari seni mengeksekusi order saham, untuk menghasilkan keuntungan yang optimal dan efisien. - Pelajari dan kuasai exit strategy
Untuk menjamin efektivitas teknik scalping, seorang trader harus bisa mengaplikasikan exit strategy dengan tepat. strategi keluar ini penting untuk dimiliki karena satu kerugian saja bisa menghilangkan keuntungan yang sudah didapatkan scalper.
Exit strategy adalah keputusan untuk berhenti saat mencapai titik untung tertentu, demi melindungi keuntungan yang sudah diperoleh. Hal ini penting, karena dalam banyak transaksi yang dilakukan dalam metode scalping, satu kesalahan yang terjadi dalam skala besar, bisa langsung menghabiskan banyak profit kecil yang didapatkan sebelumnya.
Demikianlah sekilas ulasan tentang metode scalping dalam dunia perdagangan saham dan beberapa indikator yang bisa digunakan dalam penerapannya. Satu hal yang perlu diingat, scalping mengandalkan analisis teknikal, oleh sebab itu kita perlu mendalami analisis tersebut secara mendalam. Bila perlu, kita perlu cari dukungan trader yang lebih berpengalaman, agar metode scalping bisa mendatangkan keuntungan secara optimal.