Ekspansi Proyek Baru, Ciputra (CTRA) Siapkan Capex Rp2 Triliun
CTRA akan melanjutkan pembangunan proyek terpadu di IKN.
Fortune Recap
- CTRA siapkan belanja modal Rp2 triliun hingga 2024 untuk pengembangan proyek baru.
- Target marketing sales CTRA sebesar Rp11,2 triliun, dengan pencapaian 30% pada triwulan pertama 2024.
- Proyek pengembangan di IKN tetap dilaksanakan meski tertunda karena menunggu pembangunan KIPP rampung.
Jakarta, FORTUNE - Emiten pengembang Properti, PT Ciputra Development Tbk (CTRA) menyiapkan belanja modal (capex) senilai Rp2 triliun sepanjang 2024. Capex ini sebagian besar digunakan untuk pengembangan proyek baru.
Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan CTRA Tulus Santoso mengatakan, hingga kuartal I 2024, jumlah capex yang terserap jumlahnya sekitar Rp700 miliar atau 35 persen dari alokasi tahun ini.
“Capex sebagian besar untuk pembelian tanah tahun ini seiring optimistisme pengembangan usaha kami,” katanya dalam paparan publik virtual yang digelar Rabu (20/6).
Dana capex juga sebagian terserap untuk akuisisi strategis atas lahan di Makassar seluas 14 hektar yang akan dikembangkan perusahaan menjadi klaster perumahan dan rumah sakit.
Pada tahun ini CTRA akan menggarap sejumlah proyek baru, di antaranya perumahan Citraland Gresik Kota, proyek kerja sama operasi (KSO) di Gresik Jawa Timur seluas 28 hektar yang akan diluncurkan pada semester II 2024.
Berikutnya, Citraland City Sampali Kota Deli Megapolitan, Proyek kerjasama operasi di Medan, Sumatera Utara yang telah diluncurkan per Januari 2024 dengan target pengerjaan tahap 1 di area seluas 35 ha.
Target marketing sales
Seiring dengan ekspansi proyek baru yang perseroan lakukan tahun ini, CTRA menargetkan marketing sales sebesar Rp11,2 triliun.
"Kami senang melihat pencapaian marketing sales pada triwulan 1 - 2024 sebesar Rp3,3 triliun yang telah mencapai 30% dari target tahun 2024 yang ditetapkan sebesar Rp11,2 triliun,” ujar Tulus.
Pencapaian 30 persen ini lebih tinggi dibandingkan pencapaian pada triwulan pertama di tahun-tahun sebelumnya yang rata-rata sebesar 24 persen. Perusahaan optimistis tren positif ini dapat diteruskan hingga mencapai target marketing sales 2024, dengan faktor pendukung berupa reputasi perusahaan yang baik dan terpercaya sehingga menjadi pilihan utama bagi pelanggan.
Sementara itu, Direktur Utama CTRA, Candra Ciputra mengatakan, tahun lalu CTRA mencatatkan rekor tertinggi marketing sales sepanjang sejarah perusahaan sebesar Rp10,2 triliun, dengan pendapatan dan laba bersih tercatat masing-masing sebesar Rp9,3 triliun dan Rp1,8 triliun.
“Pencapaian dicapai dengan komitmen dari seluruh manajemen Grup Ciputra dalam meningkatkan performa kerja di tengah tantangan perekonomian,” katanya, Rabu (19/6).
Selama 2023, perseroan telah meluncurkan 3 proyek baru dan lebih dari 9 klaster/ruko baru di proyek-proyek yang telah berjalan. “Gencarnya peluncuran proyek dan klaster ini karena kami terus berupaya untuk tetap agresif menjaga momentum pertumbuhan bisnis,” kata Candra Ciputra
Proyek baru yang telah diluncurkan yakni CitraGarden Serpong, Citra City Sentul dan Citra Garden Bintaro.
Sedangkan, mulai triwulan II 2024 sampai akhir tahun, CTRA meluncurkan 1 proyek baru, CitraLand Gresik Kota di Jawa Timur, dan berbagai peluncuran klaster dan ruko baru di proyek yang sedang berjalan seperti di CitraGarden Serpong, CitraLand Gama City Medan, Citra City Sentul, dan CitraLand Surabaya.
Secara total sampai akhir tahun, CTRA memperkirakan dapat meraih antara Rp3,5 dan Rp4,0 triliun dari peluncuran-peluncuran baru tersebut, dan sisanya akan datang dari penjualan stok.
Selain itu, kami juga akan memaksimalkan insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Ditanggung Pemerintah (DTP) yang berlaku hingga akhir tahun 2024.
Proyek IKN
Sementara terkait rencana pengembangan proyek di Ibu Kota Negara (IKN), manajemen mengatakan proyek tersebut akan tetap dilaksanakan. Semula, perusahaan berencana membangun kawasan terpadu tahap pertama seluas 150 hektar. Namun demikian, hingga kini proyek tersebut tak kunjung ground breaking.
Direktur CTRA, Budiarsa Sastrawinata, menjelaskan alasan tertundanya pembangunan proyek dikarenakan perusahaan masih menanti pembangunan IKN pada Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) rampung dikerjakan. Sedangkan, proyek CTRA di IKN berada di di luar KIPP yang pengembangannya saat ini tengah dilakukan.
“Kami memang yang cukup awal mempropose IKN, tapi karena lokasinya berada di luar sumbu kebangsaan, jadi bukan di daerah prioritas utama di pusat pemerintahan yang sekarang lagi dikembangkan. Jadi dari segi waktu, kami belum waktunya memulai,” kata dia.