Laba Bersih Antam Meroket 105% jadi Rp3,82 T di Tengah Isu Resesi
Penjualan produk emas Antam pada 2022 capai Rp31,63 T.
Jakarta, FORTUNE - PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) mencatat pertumbuhan kinerja laba bersih pada 2022 di tengah kondisi pemulihan ekonomi global serta outlook positif komoditas logam dasar dan logam mulia.
Antam membukukan laba bersih Rp3,82 triliun, tumbuh 105 persen sepanjang 2022 dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp1,86 triliun. Optimalisasi tingkat produksi dan penjualan komoditas utama ANTAM turut mendorong perolehan Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) perseroan sebesar Rp7,35 triliun, tumbuh 29 persen dari tahun sebelumnya Rp5,71 triliun.
"Capaian pertumbuhan tersebut didukung upaya ANTAM untuk mengoptimalkan kinerja produksi dan penjualan komoditas utama berbasis nikel, emas dan bauksit di tengah kondisi pemulihan ekonomi global serta outlook positif komoditas logam dasar dan logam mulia sepanjang 2022," tulis manajemen Antam dalam keterangannya, Senin (27/3).
Sepanjang tahun lalu, perusahaan mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp45,93 triliun, tumbuh 19 persen jika dibandingkan penjualan pada periode 2021 sebesar Rp38,45 triliun.
Di tengah tantangan kenaikan biaya energi dan bahan baku, ANTAM dapat menjaga profitabilitas capaian laba kotor Rp8,21 triliun, tumbuh 29 persen secara tahunan atau year over year (YoY) bila dibandingkan 2021 sebesar Rp6,36 triliun. Di sisi lain, perusahaan juga membukukan laba usaha sebesar Rp3,94 triliun, tumbuh 44 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp2,74 triliun.
Pertumbuhan laba bersih perusahaan memperkuat nilai laba bersih per saham dasar ANTM sebesar Rp159,00 tumbuh signifikan dari yang dicatat tahun sebelumnya sebesar Rp77,47 per saham dasar.
Dari sisi posisi keuangan, produsen ini juga memperkuat struktur keuangan yang tercermin dari nilai ekuitas konsolidasian ANTAM sebesar Rp23,71 triliun, tumbuh 14 persen (YoY) dengan total liabilitas sebesar Rp9,93 triliun, turun 18 persen (YoY). Penurunan tingkat liabilitas konsolidasi ini didukung kemampuan perusahaan untuk menurunkan tingkat pinjaman berbunga (interest-bearing debt) yang terdiri dari pinjaman bank jangka pendek dan pinjaman investasi senilai total Rp2,86 triliun, turun 49 persen menjadi Rp3,01 triliun dari posisi pinjaman pada akhir di 2021 sebesar Rp5,87 triliun.
Adapun total aset Antam sepanjang 2022 mencapai Rp33,64 triliun, tumbuh 2 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp32,92 triliun.
Kinerja penjualan dan segmen operasi
Secara rinci, dari total nilai penjualan bersih yang dicatat perusahaan sebesar Rp45,93 triliun dengan kontribusi sebagian besar berasal dari penjualan bersih domestik sebesar Rp36,58 triliun atau setara 80 persen dari total penjualan bersih Antam di 2022.
"Antam memperkuat basis pelanggan di dalam negeri, terutama pemasaran produk-produk emas, bijih nikel dan bauksit di tengah apresiasi positif pertumbuhan penyerapan komoditas logam dasar dan mulia di dalam negeri yang didukung penguatan harga komoditas yang positif," kata perusahaan.
Pada tahun lalu, produk emas menjadi kontributor terbesar penjualan dengan proporsi 69 persen terhadap total penjualan Antam dengan nilai penjualan sebesar Rp31,63 triliun. Sedangkan dari segi volume penjualan logam emas mencapai 34,97 ton, tumbuh 19 persen jika dibandingkan capaian tahun sebelumnya sebesar 29,39 ton.
"Dengan pencapaian penjualan emas FY22 tersebut, ANTAM kembali mencatatkan tingkat penjualan tertinggi produk emas sepanjang sejarah," ujar manajemen.
Terkait dengan produksi emas, pada 2022 perusahaan mencatatkan produksi 1,27 ton logam emas dihasilkan dari tambang emas Antam.
Sejalan dengan strategi peningkatan nilai tambah produk emas Logam Mulia, pada Oktober 2022, Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian (UBPP) Logam Mulia meluncurkan produk perhiasan dan emas batangan Batik Indonesia Seri III yang menghadirkan empat motif batik budaya Indonesia yakni Batik Bokor Kencono, Batik Huk, Batik Srimanganti, dan Batik Mahkota Siger. Selain di kemas dalam bentuk emas batangan, keempat motif batik ini juga hadir dalam bentuk emas batik perhiasan berupa liontin.
Perseroan menerapkan mekanisme penjualan emas secara online melalui website resmi www.logammulia.com serta melalui platform marketplace Tokopedia (akun Butik Emas Antam Officia”), Shopee (akun Butik Emas Antam Official Shop) dan TikTok Shop (akun Butik Emas Antam) selain layanan pembelian offline pada jaringan Butik Logam Mulia ANTAM yang tersebar di 12 kota besar di Indonesia.
Serapan nikel
Kondisi volatilitas harga nikel global yang signifikan seiring dinamika kondisi geopolitik dan ekonomi global serta kebijakan lockdown penanganan pandemi COVID-19 di kawasan Asia Timur pada triwulan kedua tahun 2022 turut mempengaruhi tingkat penyerapan produk nikel di pasar ekspor maupun di dalam negeri.
Perusahaan menyatakan telah memitigasi setiap risiko dan peluang yang ada secara berkesinambungan melalui upaya pengembangan pasar dan diversifikasi pelanggan di dalam maupun di luar negeri.
Produk feronikel merupakan kontributor terbesar kedua penjualan ANTM dengan kontribusi sebesar Rp6,85 triliun atau 15 persen dari total penjualan konsolidasian 2022. Kontribusi penjualan Segmen Nikel (produk feronikel dan bijih nikel) pada tahun lalu mencapai Rp12,03 triliun, tumbuh 12 persen secara tahunan dari penjualan pada 2021 sebesar Rp10,74 triliun.
Tak hanya nikel, segmen Bauksit dan Alumina memberikan kontribusi yang positif bagi profitabilitas perusahaan. Sepanjang 2022, selain penjualan ekspor, perusahaan berfokus pula dalam pengembangan penjualan bauksit di pasar dalam negeri.
Pada 2022, kontribusi penjualan Segmen Bauksit dan Alumina mencapai Rp1,93 triliun, tumbuh 35 persen (YoY) dari 2021 sebesar Rp1,43 triliun. "Penguatan profitabilitas segmen tercermin pada capaian laba bersih periode berjalan segmen Bauksit dan Alumina yang mencapai Rp310 miliar pada tahun lalu, dimana perusahaan berhasil membalikkan arah dari keadaan rugi bersih pada 2021 sebesar Rp1,48 triliun," kata manajemen.
Selain itu, penguatan kinerja Segmen Bauksit dan Alumina pada tahun lalu juga tercermin pada penguatankeuangan PT Indonesia Chemical Alumina (PT ICA), entitas anak persusahaan yang memproduksi dan memasarkan produk chemical grade alumina, yang telah melaksanakan pelunasan keseluruhan pokok pinjaman bank sebesar JPY3,55 miliar (setara dengan ±US$26,16 juta).
Melalui upaya operation best practice pada lini tambang bauksit dan operasi pabrik alumina yang didukung upaya pengembangan produk dan basis pelanggan di dalam dan luar negeri, Segmen Bauksit dan Alumina akan semakin memberikan nilai yang positif bagi Antam.