Produsen GT Man Jual Aset Tanah Rp72 Miliar ke Cimory (CMRY)
Dana penjualan tanah digunakan untuk refinancing
Jakarta, FORTUNE - Emiten produsen pakaian dalam merek GT Man PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY) berencana menjual sebidang tanah di kawasan Bogor Jawa Barat kepada PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY). Nilai transaksi penjualan tersebut mencapai Rp72,61 miliar.
Dikutip dari laman keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), pada 1 Maret 2024 perseroan dan Cimory telah melakukan penandatanganan Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) atas tanah tidak produktif milik Perseroan dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB).
Objek transaksi yang dimaksud adalah tanah seluas 53.390 meter persegi (m2) di kawasam Citeureup, Bogor, Jawa Barat.
"Nilai Transaksi dalam Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) atas beberapa bidang tanah tersebut adalah sebesar Rp 72,61miliar. Transaksi ini bukan merupakan transaksi material, serta bukan transaksi afiliasi dan benturan kepentingan," tulis Sekretaris Perusahaan, Agnes Hermien Indrayati dalam keterangan tertulis kepada BEI dikutip Rabu (6/3).
PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY) bukan merupakan pihak yang terafiliasi dengan Perseroan. "Perseroan melakukan penjualan tanah ini untuk melakukan pendanaan kembali atau refinancing," tulis manajemen.
Kesulitan Bisnis
Diketahui, produsen GT Man ini tengah menghadapi situasi bisnis yang menantang. Pada Juni 2023, perusahaan melikuidasi entitas anak usahanya, yakni PT RT Mahkota Globalindo (PT RTM).
"Penutupan dilakukan sehubungan dengan rencana perampingan grup Perseroan dalam rangka bertransformasi menjadi perusahaan yang agile," kata Agnes dalam keterangannya.
Proses likuidasi telah selesai dilaksanakan sebagaimana dimuat dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham LuarBiasa PT RTM Nomor 44 dibuat di hadapan NotarisDesman, S.H., M.HUM pada tanggal 10 Juli 2023.
Sepanjang Januari-September 2023, RICY membukuka penjualan Rp656 miliar. Nilai ini turun 27 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp901 miliar.
Seiring menurunnya penjualan dan naiknya beban, perseroan mencatat rugi bersih Ro18,56 triliun hingga kuartal III 2023. Namun, angka ini menyurut dibandingkan kerugian periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp20,54 miliar.