BSDE Beberkan Alasan Tak Bagi Dividen Beberapa Tahun Terakhir
BSDE jelaskan alasan perusahaan tidak membagikan dividen.
Jakarta, FORTUNE - Dalam lima tahun berturut-turut, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) tak membagian dividen kepada para pemegang saham. Pengembang BSD City ini terakhir kali membagikan dividen tunai tahun buku 2016 sebesar Rp5 per saham.
Direktur BSDE Hermawan Wijaya menjelaskan ada banyak faktor yang dipertimbangkan perseroan tak membagikkan dividen bagi pemegang saham. Salah satunya adalah kondisi sektor properti yang kala itu masih penuh tantangan.
“Beberapa tahun lalu memang jadi tantangan besar bagi perusahana properti untuk tetap survive kondisi pandemi dan tahun politik sebelumnya itu,” kata Hermawan saat Public Expose Live 2022, Kamis (15/9).
Selain kondisi yang menantang, laba yang didapatkan perusahaan, digunakan untuk pengembangan dan pertumbuhan bisnis dari BSDE. Hingga kini, dia menyebut, perusahaan masih mempunyai izin lokasi yang sangat luas di wilayah Serpong, sehingga perlu dilakukan akusisi lahan.
Namun, ekspansi perseroan menurutnya tetap dilakukan secara terukur, guna memaksimalkan gross profit perusahaan yang akan didapatkan nantinya.
Perusahaan masih menimbang apkah membagikan dividen atau tidak. Pasalnya, perusahaan melihat tahun ini masih ada tantangan tersendiri dengan kondisi ketidakpastian. Selain itu, pada tahun selanjutnya telah memasuki tahun politik.
Oleh karenanya perusahaan memperkirakan masih membutuhkan belanja modal yang cukup untuk menghadapi tahun mendatang. “Pada akhirnya kita mencoba untuk meningkatkan nilai dari pada perusahaan dan kita coba keep untuk pertumbuhan tersebut,” ujarnya.
Optimis capai target 2022
Kendati demikian, perusahaan optimis dapat mencapai target prapenjualan 2022 sebesar Rp7,7 triliun. “Perseroan akan terus melanjutkan pemasaran produk-produk unggulan baik residensial maupun komersial sampai dengan akhir tahun 2022,” ujarnya.
Pada enam bulan pertama, BSDE membukukan pendapatan usaha sebesar Rp3,83 triliun hingga akhir Juni 2022. Pencapaian tersebut setara pertumbuhan 17,87 persen secara year on year. Tercatat pada periode yang sama tahun lalu membukukan pendapatan usaha sebesar Rp3,25 triliun.
Segmen penjualan tanah, bangunan, dan strata title membukukan pendapatan usaha sebesar Rp2,89 triliun. Sehingga segmen tersebut memberikan kontribusi terhadap pendapatan usaha konsolidasi sebesar 75,34 persen. Terbesar di antara segmen lainnya.