Laba Bersih Amman Mineral Melonjak 958 Persen
Produksi tembaga dan emasnya catatkan rekor tertinggi.
Fortune Recap
- AMMN mencatat laba bersih US$720 juta, naik 958% dari tahun sebelumnya, didorong oleh lonjakan harga emas dan tembaga.
- Penjualan bersih naik 117% menjadi US$2,495 miliar, dengan kontribusi penjualan emas mencapai 54%.
- Belanja modal perusahaan meningkat 52% menjadi US$1,3 miliar untuk proyek ekspansi strategis seperti pembangunan smelter dan PLTGU.
Jakarta, FORTUNE - Emiten pertambangan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) membukukan laba bersih US$720 juta sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini. Perolehan tersebut melesat 958 persen dibandingkan dengan periode sama pada tahun sebelumnya yang mencapai US$68 juta.
Direktur Keuangan Amman Mineral (AMMN), Arief Sidarto, menjelaskan kenaikan laba tersebut disebabkan oleh lonjakan harga emas dan tembaga masing-masing sebesar 21 persen dan 6 persen.
Ia menjelaskan, penjualan bersih AMMN naik sebesar 117 persen dibandingkan dengan tahun lalu menjadi US$2,495 miliar, didorong oleh produksi dari bijih berkadar tinggi. Kontribusi penjualan emas terhadap pendapatan AMMN mencapai 54 persen.
EBITDA meningkat 147 persen dibandingkan tahun lalu, yang alhasil membuat margin EBITDA mencapai 59 persen.
“Margin laba bersih [pada periode ini] sebesar 29 persen,” kata dia dalam keterangannya, Kamis (28/11).
Pada sembilan bulan pertama 2024, terdapat peningkatan signifikan pada produksi logam menyusul penambangan bijih berkadar tinggi Fase 7 AMMN. Produksi tembaga meningkat sebesar 68 persen dibandingkan dengan tahun lalu, sedangkan produksi emas meningkat sebesar 173 persen. Produksi tembaga dan emas AMMN pada periode ini menjadi yang tertinggi bagi perusahaan tersebut untuk periode sembilan bulan pertama selama delapan tahun terakhir.
Produksi konsentrat meningkat 85 persen, menjadi 637.106 metrik ton kering dibandingkan periode yang sama pada 2023. Volume material yang ditambang mengalami peningkatan sebesar 6 persen dibandingkan dengan tahun lalu karena minimnya gangguan akibat kondisi cuaca yang cukup baik.
Hal ini menghasilkan rekor tertinggi pencapaian produktivitas pertambangan dan volume material yang diangkut untuk periode sembilan bulan pertama sejak Batu Hijau beroperasi pada 2000.
Selain itu, biaya penambangan per unit selama periode ini tetap stabil dibandingkan dengan periode sama tahun lalu karena keseimbangan antara berkurangnya aktivitas pengeringan dasar pit, jarak truk yang lebih jauh, dan peningkatan volume material yang ditambang.
Realisasi belanja modal AMMN
AMMN melaporkan bahwa total belanja modal perusahaan selama sembilan bulan 2024 mengalami kenaikan 52 persen dibandingkan dengan periode sama pada tahun sebelumnya, mencapai US$1,3 miliar. Peningkatan ini didorong oleh pelaksanaan sejumlah proyek ekspansi strategis yang bertujuan memperkuat operasionalisasi dan kapasitas produksi.
Beberapa proyek besar yang menjadi fokus utama belanja modal ini meliputi pembangunan smelter dan precious metals refinery (PMR) dengan anggaran mencapai US$406 juta. Selain itu, perusahaan juga mengalokasikan US$177 juta untuk membangun pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU), termasuk fasilitas liquefied natural gas (LNG) serta infrastruktur transmisi dan distribusi pendukungnya.
Ekspansi pabrik konsentrator juga menjadi salah satu prioritas utama, dengan investasi sebesar US$470 juta yang mencakup desain ulang fasilitas. Tak hanya itu, perusahaan mengalokasikan US$180 juta untuk mengembangkan infrastruktur pendukung, sementara sustaining capital expenditures mendapat alokasi sebesar US$159 juta.