87% Pengguna di 7 Negara Akui Peran Penting eSIM Perjalanan
Kemudahan penggunaan jadi alasan utama adopsi eSIM.
Jakarta, FORTUNE - Penggunaan teknologi ESIM semakin mendapatkan pengakuan di kalangan pelancong internasional. Survei terbaru yang dilakukan oleh Counterpoint mengungkap sebanyak 87 persen pengguna dari tujuh negara menyatakan bahwa eSIM memiliki peran krusial dalam meningkatkan pengalaman perjalanan mereka. Meski demikian, adopsi teknologi ini masih menghadapi sejumlah tantangan yang memerlukan perhatian lebih lanjut.
Direktur Riset Counterpoint, Mohit Agrawal, menjelaskan konsumen yang telah menggunakan eSIM perjalanan menyadari potensi teknologi ini untuk meningkatkan pengalaman konektivitas saat roaming internasional, yang menunjukkan kemungkinan penggunaan berkelanjutan di masa depan.
"Namun, sebagian besar calon pengguna masih belum mengetahui opsi eSIM perjalanan, menyoroti peluang bagi operator dan penyedia eSIM perjalanan untuk menjembatani kesenjangan pengetahuan ini dan mendigitalisasi pasar perjalanan lebih lanjut," ujarnya, dikutip (28/11).
Survei juga menunjukkan bahwa terdapat variasi regional dalam tingkat adopsi eSIM perjalanan. Secara keseluruhan, teknologi eSIM lebih banyak digunakan di Amerika Serikat. Namun, dalam kategori pengguna eSIM perjalanan, negara-negara Eropa seperti Jerman, Prancis, dan Polandia memimpin dengan jumlah pengguna yang lebih tinggi. Hal ini menunjukkan adanya potensi pertumbuhan di kawasan lain jika kesadaran akan manfaat eSIM dapat ditingkatkan.
Hambatan adopsi eSIM
Penelitian ini juga mengidentifikasi sejumlah hambatan utama dalam adopsi eSIM perjalanan. Hampir 39 persen responden yang telah menggunakan eSIM belum mencoba eSIM untuk kebutuhan perjalanan mereka. Alasan utama yang diungkapkan termasuk kurangnya kesadaran, kekhawatiran tentang biaya, dan anggapan bahwa proses pengaturan eSIM terlalu rumit.
Selain itu, survei menunjukkan bahwa eSIM perjalanan lebih populer di kalangan pelancong muda, sementara pelancong yang lebih tua cenderung tetap menggunakan opsi roaming tradisional. Hal ini mengindikasikan perlunya strategi pemasaran yang lebih terarah untuk menjangkau berbagai kelompok demografi.
Analis Riset Counterpoint, Siddhant Cally, menambahkan pertumbuhan eSIM perjalanan adalah tren yang menarik, tetapi lebih banyak upaya diperlukan untuk mendorong adopsi massal. Sebagian besar hambatan disebabkan oleh kurangnya kesadaran konsumen tentang eSIM perjalanan.
"Dengan menyediakan harga yang jelas dan transparan serta mengurangi asimetri informasi, operator dan penyedia pihak ketiga dapat meningkatkan kesadaran dan adopsi, menjadikan eSIM perjalanan pilihan utama untuk dunia yang semakin mobile,” ujarnya.
Seiring dengan semakin matangnya ekosistem eSIM dan peluncuran lebih banyak perangkat yang kompatibel dengan teknologi ini, Counterpoint memperkirakan peningkatan adopsi yang stabil di berbagai kelompok usia dan wilayah. Dengan kampanye kesadaran yang tepat dan pengalaman pengguna yang lebih sederhana, hambatan terhadap adopsi eSIM perjalanan dapat diatasi. Hal ini membuka peluang baru bagi industri perjalanan untuk semakin mendigitalisasi layanannya.