Fortune Recap
- PT Bali Bintang Sejahtera (BOLA) mengalami kerugian Rp3,71 miliar pada 2023, berbanding terbalik dengan untung Rp16,40 miliar pada 2022.
- Pendapatan klub naik 2,39 persen menjadi Rp363,33 miliar, dengan pendapatan dominan dari live video streaming dan rekaman video serta event dan promosi.
- Beban operasi BOLA naik 44,7 persen menjadi Rp473,91 miliar tahun lalu, sementara laba sebelum pajaknya anjlok dari Rp32,40 miliar menjadi Rp1,97 miliar.
Jakarta, FORTUNE - PT Bali Bintang Sejahtera (BOLA) mencatatkan kerugian Rp3,71 miliar sepanjang 2023, yang berbanding terbalik dengan kondisi untung Rp16,40 miliar pada 2022.
Laporan keuangan menunjukkan pendapatannya mencapai Rp363,33 miliar atau naik 2,39 persen dari Rp353,13 miliar pada 2022.
Klub berjuluk Serdadu Tridatu tersebut masih beroleh pendapatan dominan dari live video streaming dan rekaman video yang mencapai nilai Rp111,44 miliar (turun 22,80 persen), disusul event dan promosi Rp87,36 miliar (melonjak 583,03 persen), serta sport agency Rp75,65 miliar (turun 7,65 persen).
Di luar itu, ada pendapatan manajemen klub yang terdiri dari komersial Rp68,75 miliar (turun 28,51 persen), kontribusi Rp11,69 miliar (naik 11,39 persen) dan pertandingan Rp5,89 miliar (turun 0,61 persen).
Adapun pendapatan lainnya mencapai Rp3,54 miliar (naik 46,89 persen).
Dari segmen live video streaming dan rekaman video, dominasi ditunjukkan oleh PT Liga Indonesia Baru (LIB) sebesar Rp86,18 miliar dan PT Video Rot Com Rp18,43 miliar. Sementara itu, pendapatan komersial terbesar berasal dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk Rp22,61 miliar.
BOLA mengalami lonjakan beban operasi 44,7 persen dari Rp327,51 pada 2022 menjadi Rp473,91 miliar tahun lalu. Penyebab utamanya adalah kenaikan remunerasi pemain dan ofisial dari Rp55,55 miliar menjadi Rp64,73 miliar; gaji dan tunjangan dari Rp45,65 miliar menjadi Rp55,24 miliar; beban talent management dari Rp141,69 juta menjadi Rp49,21 miliar; sport agency dari Rp26,52 miliar menjadi Rp42,07 miliar; perjalanan dinas dari Rp28,42 miliar menjadi Rp37,87 miliar; sewa dari Rp22,00 miliar menjadi Rp30,62 miliar.
Ada pula kenaikan beban pada live video streaming dan rekaman video dari Rp2,91 miliar menjadi Rp14,42 miliar; konsumsi dari Rp4,98 miliar menjadi Rp6,43 miliar; hingga beban lain-lain yang naik dari Rp9,47 miliar menjadi Rp13,05 miliar.
Sementara itu, pendapatan keuangan perseroan turun dari Rp5,52 miliar menjadi Rp4,06 miliar, sedangkan beban keuangan meningkat dari Rp1,09 miliar menjadi Rp1,24 miliar.
Beruntung keuntungan lain-lain naik signifikan dari Rp2,35 miliar menjadi Rp73,72 miliar.
Dus, laba sebelum pajaknya mencapai Rp1,97 miliar atau anjlok dari 2022 yang sebesar Rp32,40 miliar. Sementara beban pajak turun jadi Rp3,71 miliar dari sebelumnya Rp14,42 miliar.
Di sisi lain, utang Bali Bintang Sejahtera meningkat dari Rp59,08 miliar menjadi Rp83,89 miliar. Ini terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar Rp67,49 miliar (naik dari Rp48,46 miliar) dan liabilitas jangka panjang Rp16,40 miliar (naik dari Rp10,62 miliar).
Ekuitas perseroan pada akhir tahun lalu menjadi Rp664,25 miliar atau turun dari sebelumnya Rp668,33 miliar pada akhir 2022. Sedangkan total aset BOLA naik menjadi Rp811,09 miliar dari sebelumnya Rp773,40 miliar.