Rupiah Melemah ke Rp16.368 per US$, Kompak Dengan Mata Uang Asia
Rupiah diprediksi menguat pada perdagangan hari ini.
Fortune Recap
- Rupiah melemah 47 poin atau 0,29 persen ke Rp16.368 per US$ pada perdagangan Selasa pagi.
- Data PMI manufaktur AS buruk, berpotensi memicu pemangkasan suku bunga AS dan menguatkan rupiah.
- Pasar mewaspadai tekanan terhadap rupiah pekan ini akibat data penting dari AS dan mata uang Asia kompak melemah.
Jakarta, FORTUNE - Nilai Tukar Rupiah dibuka melemah pada perdagangan Selasa (2/6) pagi. Mata Uang Garuda turun 47 poin atau 0,29 persen ke Rp16.368 per US$. Sebelumnya, pada Senin (1/7) sore, rupiah ditutup bertenaga dengan penguatan 54 poin atau 0,33 persen ke level Rp16.321 per US$.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, pergerakan rupiah akan memperoleh penguatan lantaran tadi malam data PMI manufaktur Amerika Serikat dirilis lebih buruk dari perkiraan pasar dan masih mengalami kontraksi.
"Ini bisa memberikan sentimen negatif untuk dollar Amerika Serikat, dan semakin buruk data Amerika Serikat semakin besar peluang pemangkasan suku bunga acuan Amerika Serikat," ujarnya kepada Fortune Indonesia.
Selain itu, dari dalam negeri, data inflasi di Indonesia yang dirilis BPS juga bisa jadi faktor pendorong kenaikan rupiah. Pasalnya inflasi indeks harga konsumen Juni di angka 2,51 persen yoy masih di kisaran target bank Indonesia, bahkan mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya yang di angka 2,84 persen.
"Oleh Karena itu ada peluang rupiah masih bisa menguat lagi terhadap dolar Amerika Serikat hari ini potensi penguatan ke kisaran support di area Rp16.280 per US$ sampai Rp16.300 per US$ dengan resisten di kisaran Rp16.350 per US$," tuturnya.
Meski demikian, pelaku pasar masih mewaspadai tekanan yang bisa terjadi lagi terhadap rupiah pekan ini. Sebab, hingga hari Minggu mendatang masih banyak data penting akan dirilis dari Amerika Serikat, di antaranya data tenaga kerja versi pemerintah yaitu Non Farm Payrolls, pidato atau pernyataan dari Gubernur The Fed nanti malam, dan notulen rapat Bank Sentral AS yang akan dirilis pada Kamis dini hari.
"Pasar akan memantau apakah event-event tersebut akan condong mendukung pemangkasan suku bunga acuan AS atau tidak," tandasnya.
Sementara itu, pergerakan mata uang kawasan Asia masih terpantau kompak melemah pada perdagangan pagi hari ini.
Yen Jepang terpantau turun 0,10 persen, Dolar Singapura turun 0,01 persen, Dolar Taiwan turun 0,15 persen, Won Korea melemah 0,22 persen, Peso Filipina melemah 0,22 persen, Rupe India turun 0,07 persen, Yuan China tercatat turun 0,03 persen, Ringgit Malaysia melemah 0,11 persen, dan Baht Thailand melemah 0,11 persen.
Adapun mata uang di negara maju terpantau bergerak variatif, dengan Euro begerak menguat 0,06 persen dan Poundsterling naik 0,08 persen, sementara Dolar Kanada turun 0,04 persen dan Franc Swiss turun 0,09 persen.