Sentimen Makroekonomi Positif, Sinyal Bitcoin Melonjak?
Pasokan terbatas menjadi nilai lebih aset Bitcoin.
Jakarta, FORTUNE – Bitcoin terus menunjukkan penguatan harga memasuki akhir Maret ini, ditengarai akibat sentimen makroekonomi yang positif, terutama di Amerika Serikat.
Saat artikel ini ditulis, Selasa (28/3) pagi, nilai Bitcoin mencapai US$27.175, atau meningkat 17,49 persen ketimbang US$23.130 pada bulan sebelumnya. Bahkan, Bitcoin sempat dihargai US$28.000.
Menurut Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha, Bitcoin kembali membangun momentum kenaikan harga dipicu oleh pengumuman kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 persen oleh bank sentral AS. Penyesuaian kebijakan moneter itu terjadi di tengah krisis likuiditas perbankan setempat.
“Kami mencermati investor global masih melihat Bitcoin sebagai salah satu aset yang dapat memberikan perlindungan terhadap inflasi, kenaikan suku bunga, dan krisis likuiditas perbankan yang sedang berlangsung,” katanya dalam rilis pers, Senin (27/3).
Sentimen lain yang mendorong kenaikan harga Bitcoin adalah, menurut tim trader Tokocrypto, pernyataan Menteri Keuangan Amerika Serikat, Janet Yellen yang memberikan sinyal dari pengambil kebijakan untuk mengatasi krisis bank, serta menjamin deposito bank. Hal tersebut diperkirakan memberikan keyakinan pada pasar, dan meredakan kegelisahan pasar.
“Kenaikan ini dipicu adanya berita beberapa waktu lalu tentang bailout sejumlah bank besar yang berada di Amerika serikat mengalami krisis, seperti Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank,” demikian pernyataan Tokocrpto, Jumat (24/3).
Proyeksi harga
Berdasarkan analisis Ajaib Kripto, Bitcoin berpotensi sideways pada kisaran harga US$26.000 hingga US$28.859 sebelum kembali menguji level US$29.000. Aset kripto tersebut mesti mampu bertahan di atas US$25.225 untuk dapat mempertahankan momentum kenaikan.
“Sejak awal 2023 Bitcoin telah melesat lebih dari 65 persen. Sifat kelangkaan Bitcoin yang memiliki persediaan terbatas, yaitu 21 juta Bitcoin, menjadi salah satu keunggulan Bitcoin dibandingkan instrumen investasi lainnya,” kata Pandji.
2023 disebut-sebut sebagai kesempatan bagi para investor untuk mengakumulasi Bitcoin, sebelum momentum Halving—yang diperkirakan terjadi pada 2024. Secara historis, harga Bitcoin berada dalam tren kenaikan pada jangka waktu halving terjadi dan setahun setelahnya.
Tim trader Tokocrypto menggarisbawahi sejumlah sentimen positif bagi BTC di masa mendatang. El Salvador, misalnya, akan meluncurkan surat utang Bitcoin, yang kemungkinan akan menjadi petunjuk ihwal keberhasilan Bitcoin menjadi aset cadangan negara.
Tokocrypto menaksir Bitcoin berpeluang untuk menembus level resistennya pada US$33.000. Namun, sebelum mencapai level itu, BTC perlu melewati fase sideways atau support baru untuk menjadi pijakan.