Pertumbuhan Ekonomi 2021 diprediksi Hanya 4%, Ini 2 Penyebabnya
Penghapusan cuti bersama dianggap berpengaruh.
Jakarta, FORTUNE - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2021 akan berada pada kisaran 3,5 persen hingga 4 persen secara tahunan.
Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad menyatakan, terdapat dua faktor utama penyebab pertumbuhan ekonomi belum maksimal pada akhir tahun 2021.
"Jadi (kuartal IV) ini tumbuh sedikit dari realisasi kuartal III 2021 yakni 3,51 persen (yoy)," kata Tauhid dalam konferensi pers Tanggapan Indef Atas Capaian Ekonomi Kuartal III 2021 di Jakarta, Jumat Malam (5/11).
Penghapusan cuti hari raya tahan aktifitas ekonomi
Tauhid menjelaskan, adanya penghapusan libur cuti bersama pada Hari Raya Natal 2021 bakal berpengaruh terhadap aktifitas ekonomi. Hal tersebut menurutnya juga bakal menahan aktivitas ekonomi.
Tak hanya itu, penghapusan hari libur tersebut dinilai bakal menahan tingkat konsumsi masyarakat, baik di sektor pariwisata, maupun makanan dan minuman.
Sebagai informasi saja, penghapusan cuti bersama Hari Raya Natal pada 24 Desember 2021 tertuang dalam surat keputusan bersama Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, serta Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tentang hari libur nasional dan cuti bersama 2021.
Belanja Pemerintah belum mendorong konsumsi
Tauhid juga menilai, aksi belanja pemerintah belum bisa mendorong konsumsi masyarakat pada kuartal IV 2021. Terlebih, terdapat penurunan pengeluaran pemerintahan pada periode tersebut.
Dengan demikian, dirinya mengimbau Pemerintah untuk tidak terlalu mengetarkan kegiatan masyarakat hingga di penghujung tahun 2021. Hal tersebut patut dipertimbangkan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi nasional.
Ekonomi RI Kuartal-III 2021 tumbuh 3,5%
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekonomi Indonesia hingga kuartal III-2021 mengalami pertumbuhan sebesar 3,51 persen (y-on-y).
Dari sisi produksi, pertumbuhan terbesar terjadi pada lapangan usaha jasa kesehatan dan kegiatan sosial yang mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 14,06 persen.
Sedangkan dari sisi pengeluaran, Komponen Ekspor Barang dan Jasa mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 29,16 persen