Fortune Recap
- ANTM dan JIIPE tandatangani perjanjian jual beli lahan di Gresik, Jawa Timur.
- ANTM mendukung pembangunan pabrik pengolahan logam mulia di JIIPE untuk menghemat devisa negara.
- Kerja sama Antam dengan Freeport Indonesia dapat menghemat devisa sampai Rp200 triliun per tahun.
Jakarta, FORTUNE - PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) telah menandatangani perjanjian jual beli lahan dengan kawasan industri JIIPE (Java Integrated Industrial and Ports Estate) di Gresik, Jawa Timur guna mendukung proyek hilirisasi emas.
Direktur Pengembangan Usaha Antam, I Dewa Wirantaya mengaatkan, langkah strategis itu merupakan komitmen perseroan mendukung hilirisasi industri mineral nasional, khususnya pembangunan pabrik pengolahan logam mulia. JIIPE sendiri dipilih karena pertimbangan lokasi, kedekatan dengan bahan baku, dan jaminan keamanan.
"Status JIIPE sebagai obyek vital nasional memberikan tingkat keamanan luar biasa untuk mendukung proses operasional kami, mulai dari pengolahan bahan baku hinga distribusi, ini menjadi salah satu pertimbangan utama kami memilih lokasi tersebut," kata Dewa dalam keterbukaan informasi, dikutip Selasa (14/1).
Lebih lanjut, kehadiran smelter PT Freeport Indonesia di JIIPE pun memberi keuntungan tambahan bagi perseroan. Dengan akses langsung ke bahan baku emas murni dengan kadar 99,99 persen, Antam dapat menghemat devisa negara lewat pengurangan impor dan peningkatan produk dalam negeri.
Dewa berujar, "JIIPE menyediakan sarana infrastruktur yang baik, akses transportasi mudah, dan utilitas andal."
Sebelum ini, PT Freeport Indonesia dan Antam memang telah menyepakati perjanjian jual beli emas pada November 2024. Berdasarkan perjanjian tersebut, Antam bakal menggunakan 30 ton emas per tahun dari fasilitas smelter Freeport yang berada di JIIPE, Gresik.
Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan, kerja sama itu dapat menghemat devisa sampai degan Rp200 triliun per tahun karena dapat mengurangi kodependensi Antam terhadap impor bahan baku logam mulia.
"Freeport memproduksi 50 ton, Antam mengambil 30 ton, ada penghematan Rp200 triliun," ujarnya, dilansir dari IDN Times.
Menurut Presiden Direktur Freeport Indonesia, Tony Wenas menyebut, pada tahap pertama, kontraknya berlaku selama 5 tahun. Nilainya sendiri sekitar US$12,5 miliar atau sekitar Rp204,02 triliun. Freeport Indonesia sendiri sudah mendirikan fasilitas precious metal refinery (PMR) di smelter Gresik.
Secara menyeluruh, Freeport Indonesia memiliki kapasitas pemurnian 50 ton emas dan 200 ton perak tiap tahun. Smelter PMR-nya dapat memproduksi platinum group metals sebanyak 30 kg (platinum) dan 375 kg (paladium).